Selasa 17 Sep 2024 11:22 WIB

Israel adalah Sampah Dunia

Israel terus melakukan genosida di Palestina.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Pemakaman korban genosida Israel di pemakaman Turki di Gaza
Foto: Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza
Pemakaman korban genosida Israel di pemakaman Turki di Gaza

REPUBLIKA.CO.ID,YERUSALEM -- Pakar hak asasi manusia (HAM) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah memperingatkan bahwa Israel berisiko menjadi "paria" internasional atas "genosida" di Gaza, yang menunjukkan bahwa keanggotaan negara itu di PBB dapat dipertanyakan. Untuk diketahui, paria adalah sampah masyarakat.

Pada Senin (16/9/2024), beberapa pakar PBB yang independen mengecam apa yang mereka katakan sebagai meningkatnya kekerasan dan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) oleh Israel di Gaza dan Tepi Barat yang diduduki Israel. Israel mengabaikan putusan pengadilan internasional dan serangan verbalnya terhadap PBB itu sendiri.

Baca Juga

Para pelapor yang ditunjuk oleh Dewan HAM PBB tetapi tidak berbicara atas nama PBB, juga mengecam "standar ganda" negara-negara Barat dalam perang yang menghancurkan itu dan mengatakan Israel perlu menghadapi konsekuensi atas tindakannya.

"Saya pikir Israel tidak dapat dihindari untuk menjadi paria dalam menghadapi serangannya yang terus-menerus, tanpa henti, dan menjelek-jelekkan PBB, selain jutaan warga Palestina," kata Francesca Albanese, seorang Pelapor Khusus PBB untuk wilayah Palestina yang diduduki Israel, mengutip serangan verbal dan militer terhadap fasilitas PBB di Gaza.

"Haruskah ada pertimbangan keanggotaan Israel sebagai bagian dari organisasi (PBB) ini, yang tampaknya tidak dihormati oleh Israel," ujar Francesca Albanese, dikutip dari laman Al-Jazeera, Selasa (17/9/2024)

Bencana kemanusiaan di Gaza setelah lebih dari 11 bulan konflik juga telah memicu pertanyaan tentang dukungan politik dan militer negara-negara Barat yang telah lama ada untuk Israel, termasuk dari Amerika Serikat (AS) dan Inggris, yang keduanya menyediakan senjata untuk Israel.

"Yang mengejutkan, dalam menghadapi jurang yang dicapai di (wilayah Palestina yang diduduki) sebagian besar negara anggota tetap tidak aktif, atau secara aktif membantu dan mendukung tindakan kriminal Israel," kata Francesca Albanese dalam konferensi pers di Jenewa pada Senin (16/9), mengulangi tuduhan genosida yang dilakukan Israel.

Francesca Albanese, seorang pengacara Italia, mengatakan bahwa dia merujuk pada negara-negara Barat serta beberapa negara Teluk dan lainnya.

Israel membantah tuduhan genosida dan mengatakan bahwa mereka mengambil langkah-langkah untuk mengurangi risiko bahaya bagi warga sipil dan bahwa setidaknya sepertiga dari 41.118 warga Palestina yang wafat di Gaza adalah pejuang.

Misi permanen Israel untuk PBB di Jenewa mengkritik Francesca Albanese setelah komentarnya.

"Dia tidak layak untuk memegang posisi apapun di Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan ini telah diperjelas oleh banyak orang," kata Israel.

Francesca Albanese bergabung dengan tiga pakar independen PBB lainnya yang menuduh negara-negara Barat bersikap munafik dan berstandar ganda, misalnya dengan lebih vokal tentang pelanggaran hak asasi manusia oleh Rusia sejak invasinya ke Ukraina daripada tentang tindakan Israel di Gaza.

George Katrougalos, pelapor khusus PBB untuk promosi tatanan internasional yang demokratis dan adil, juga menyerukan agar Israel dihakimi dengan standar yang sama seperti semua negara. Dia mengutuk serangan berulang-ulang Israel terhadap pejabat atau badan PBB yang kritis.

"Kita tidak bisa lagi menoleransi standar ganda dan kemunafikan semacam ini," kata George Katrougalos kepada wartawan.

“Saya berharap hal ini tidak akan berlanjut. Saya percaya bahwa warga negara Israel yang progresif dan demokratis tidak akan membiarkan negara mereka menjadi negara paria seperti Afrika Selatan pada masa apartheid,” ujar George Katrougalos.

Para ahli tersebut merupakan bagian dari puluhan spesialis hak asasi manusia independen yang diberi mandat oleh PBB untuk melaporkan dan memberi nasihat tentang tema dan krisis tertentu. Pandangan mereka tidak mencerminkan pandangan badan global secara keseluruhan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement