Kamis 01 Aug 2024 08:47 WIB

Ketika Rasulullah dan Kaum Muslimin Jadi Korban Boikot

Boikot yang dilakukan elite Quraisy merupakan ujian berat bagi Nabi SAW dan Muslimin.

ILUSTRASI Rasulullah SAW.
Foto:

Sebelumnya, tokoh-tokoh Quraisy yang bersepakat melakukan embargo membuat perjanjian. Naskah perjanjian itu digantung pada dinding Ka’bah.

Yang tidak diketahui para pemuka Quraisy, sesungguhnya lembaran tersebut sudah koyak. Allah SWT telah mengirim sepasukan rayap untuk memakan lembar perjanjian itu.

Nabi SAW lalu menerima wahyu bahwa lembaran yang berisi perjanjian itu telah dimakan rayap. Beliau lantas mengabarkan hal itu kepada Abu Thalib. Paman Rasulullah SAW tersebut segera menghampiri para pemuka Quraisy untuk menyampaikan apa yang baru saja didengar dari keponakannya.

Ia memberi tahu mereka jika membuka Ka'bah dan menemukan perjanjian utuh, maka ia akan menyerahkan Nabi Muhammad SAW kepada mereka. Tetapi jika memang benar bahwa naskah perjanjian telah koyak, mereka harus mengakhiri boikot.

Maka dibukalah sisi tembok Ka'bah yang telah dipasangi naskah tersebut. Ini untuk memverifikasi apakah benar cerita dari Nabi SAW itu.

Ditemukan bahwa seluruh naskah perjanjian itu ternyata telah dimakan oleh rayap. Dari seluruh tulisan, hanya tersisa bagian yang menampilkan lafaz Allah.

Maka boikot pun dinyatakan berakhir. Menurut al-Buthi, di antara tokoh Quraisy yang tampil untuk mencabut embargo itu ada lima orang. Mereka ialah Hisyam bin Amr bin Harits, Zuhair bin Umayyah, Muth’im bin ‘Adi, Abul Bakhtari bin Hisyam, dan Zam’ah bin Aswad.

Setelah cobaan yang panjang dan menantang ini, beberapa kembali dengan kesehatan yang sangat buruk. Termasuk istri Nabi, Khadijah dan pamannya, Abu Thalib, yang saat itu berusia sekitar 80 tahun. Mereka berdua meninggal tak lama setelah pemboikotan berakhir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement