Senin 15 Jul 2024 08:23 WIB

Tiga Intelektual dari Kufah Masa Klasik

Kufah menjadi salah satu pusat intelektual di masa keemasan Islam.

(ilustrasi) letak Kufah dalam peta
Foto:

Al-Kindi

Dia adalah salah satu dari 12 pemikir terbesar di Islam. Para sejarawan menobatkannya sebagai manusia terbaik pada zamannya. Ia menguasai beragam ilmu pengetahuan. Dunia pun mendapuknya sebagai filosof Arab yang paling tangguh.

Ilmuwan kelahiran Kufah, 185 Hijirah/801 Masehi itu bernama lengkap Abu Yusuf Ya'qub bin Ishak bin Sabah bin Imran bin Ismail bin Muhammad bin Al-Asy'ats bin Qais Al-Kindi. Ia berasal dari sebuah keluarga pejabat. Keluarganya berasal dari suku Kindah -- salah satu suku Arab yang besar di Yaman -- sebelum Islam datang. Nenek moyangnya kemudian hijrah ke Kufah.

Ayahnya bernama Ibnu As-Sabah. Sang ayah pernah menduduki jabatan Gubernur Kufah pada era kepemimpinan Al-Mahdi (775 M - 785 M) dan Harun Arrasyid (786 M - 809 M). Kakeknya, Asy'ats bin Qais, dikenal sebagah salah seorang sahabat Nabi Muhammad SAW. Bila ditelusuri nasabnya, Al-Kindi merupakan keturunan Ya'rib bin Qathan, raja di wilayah Qindah.

Pendidikan dasar ditempuh Al-Kindi di tanah kelahirannya. Kemudian, dia melanjutkan dan menamatkan pendidikan di Baghdad. Sejak belia, dia sudah dikenal berotak encer. Tiga bahasa penting dikuasainya, yakni Yunani, Suryani, dan Arab. Sebuah kelebihan yang jarang dimiliki orang pada era itu.

Al-Kindi hidup di era kejayaan Islam Baghdad di bawah kekuasaan Dinasti Abbasiyah. Tak kurang dari lima periode khalifah dilaluinya yakni, Al-Amin (809 M - 813 M), Al-Ma'mun (813 M - 833 M), Al-Mu'tasim, Al-Wasiq (842 M - 847 M) dan Mutawakil (847 M - 861 M). Kepandaian dan kemampuannya dalam menguasai berbagai ilmu, termasuk kedokteran, membuatnya diangkat menjadi guru dan tabib kerajaan.

photo
Al-Kindi (ilustrasi). - (Etsu.edu)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement