Rabu 09 Aug 2023 19:30 WIB

Museum Seni Islam Doha Sajikan Alquran Biru Abbasiyah

Alquran biru menjadi manuskrip yang menarik untuk diteliti.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Erdy Nasrul
Perpustakaan Chetham simpan manuskrip Alquran bersulam emas yang berasal dari 1610.
Foto: AP
Perpustakaan Chetham simpan manuskrip Alquran bersulam emas yang berasal dari 1610.

REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Museum Seni Islam (Museum of Islamic Art-MIA) menawarkan koleksi luar biasa dari artefak Islam yang tak ternilai harganya. Di antaranya yang menonjol adalah Alquran Biru (Blue Quran) Abbasiyah, manuskrip berusia 1.000 tahun. 

Melansir laman Peninsula pada Rabu (9/8/2023) Menurut MIA, manuskrip yang sangat indah ini merupakan salah satu manuskrip paling luar biasa, dan paling langka di dunia Islam.

Baca Juga

Pengunjung dapat menemukan Blue Quran di galeri pertama di lantai satu. Itu dikelilingi oleh benda penting lainnya dari koleksi museum yang mengesankan termasuk Cavour Vase, kalung Varanasi, manuskrip Ramayana dari Hamida Banu Begum, dan permadani Franchetti.  

Beragam artefak ini tidak hanya menawarkan gambaran tentang berbagai topik seni Islam. Akan tetapi juga menampilkan berbagai macam bahan yang digunakan di ruang lingkup geografis dan sejarah seni Islam yang luas, mencakup tiga benua dan 1.400 tahun.

Adapun Blue Quran terdiri dari 600 folio, menjadikannya representasi yang luar biasa dari keahlian dan kesenian Islam awal. Naskah ini telah dipamerkan di seluruh dunia, menghiasi institusi ternama seperti Metropolitan Museum of Art di New York (The Met) dan National Institute of Art and Archaeology di Tunisia.

Menurut The Met, folio itu berasal dari Alquran multivolume yang dihiasi penanda ayat perak, kemungkinan besar disalin di Afrika Utara. Palet warna diyakini dipengaruhi oleh manuskrip berlapis emas berwarna ungu yang dibuat di kekaisaran Bizantium. Seperti Alquran awal lainnya, naskah pada folio ini dirancang untuk mempertahankan panjang garis yang seragam, menghilangkan tanda yang diperlukan untuk membedakan huruf, yang membuat pembacaan menjadi menantang.

Untuk menyaksikan bagian dari sejarah ini, pengunjung dapat mengunjungi Museum Seni Islam secara fisik atau menjelajahi koleksi online museum melalui Google Seni dan Budaya. Kedua jalan tersebut menyediakan akses ke dalam harta karun abadi ini, memungkinkan para penggemar untuk mengagumi keindahan dan pentingnya Alquran Biru dan rangkaian seni Islam yang lebih luas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement