REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kementerian Agama menggelar Asesmen Kompetensi Madrasah Indonesia (AKMI) pada Agustus 2024, dalam upaya pemetaan dan memperkuat sumber daya manusia (SDM) di satuan pendidikan tersebut.
Direktur Kurikulum Sarana Kelembagaan dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah, M Sidik Sisdiyanto mengatakan, AKMI dilakukan sebagai tes diagnostik untuk menghimpun informasi akurat terkait dengan kompetensi literasi siswa madrasah, sehingga menjadi pondasi dalam memperbaiki kualitas belajar mengajar ke depan.
"Jadi, tes diagnostik di sini juga berguna memetakan capaian kompetensi literasi bukan mengukur capaian kompetensi peserta didik dalam mata pelajaran tertentu. Selain itu, juga memetakan level kemahiran peserta didik," ujar Sidik di Jakarta, Kamis.
Menurutnya, ada empat kompetensi literasi yang akan diuji dalam AKMI 2024, yakni literasi membaca, literasi numerasi, literasi sains, dan literasi sosial budaya.
"AKMI 2024 dirancang untuk memetakan kemampuan literasi, bukan mengukur capaian kompetensi peserta didik dalam mata pelajaran tertentu," kata dia.
AKMI, kata Sidik, tidak merujuk pada tingkat keberhasilan atau kegagalan suatu mata pelajaran, tetapi merujuk pada seberapa tinggi tingkat kemampuan literasi peserta didik.
Sementara itu, Kasubdit Kurikulum dan Evaluasi KSKK Madrasah, Abdul Basit mengatakan ada beberapa argumentasi mengapa AKMI yang digelar Kemenag fokus kepada empat kompetensi literasi, antara lain bahwa abad ke-21 disebut juga sebagai abad literasi.
Menurut Basit, abad literasi menuntut setiap individu memiliki tiga kategori keterampilan, yakni keterampilan belajar, keterampilan literasi dan keterampilan hidup. Adapun maksud dari keterampilan belajar, yaitu kreativitas, berpikir kritis, kolaborasi, dan komunikasi.
"Semuanya penting untuk mengajarkan peserta didik tentang proses mental yang diperlukan untuk beradaptasi dan meningkatkan diri di lingkungan kerja modern," katanya.
Ketua Project Management Unit (PMU) Madrasah Education Quality Reform Kemenag RI Arif Rahman mengatakan AKMI yang digelar Kemenag berdampak langsung terhadap reformasi pendidikan yang berlaku di abad 21 ini.
Menurut dia, setidaknya perubahan tersebut berkaitan dengan empat hal, yaitu standar lulusan, standar isi kurikulum, standar proses pembelajaran, dan standar penilaian pembelajaran.
"Reformasi pendidikan itulah yang menurut Kemenag bisa secara cepat membawa kemajuan bagi bangsa kita," kata dia.