Jumat 07 Jun 2024 11:10 WIB

Kisah Haru Nenek Nurbaiti, Jamaah Haji Lansia dari Aceh

Jamaah ini berterima kasih pada petugas haji yang telah mendampingi dan membantunya.

Nurbaiti Basyah Nyak Radad (71), seorang jamaah haji lanjut usia asal Aceh.
Foto: dok kemenag
Nurbaiti Basyah Nyak Radad (71), seorang jamaah haji lanjut usia asal Aceh.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nurbaiti Basyah Nyak Radad (71 tahun) tampak lega saat turun dari pesawat terbang di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah, Arab Saudi, pada Kamis (6/6/2024) pagi waktu setempat. Jamaah lanjut usia asal Provinsi Aceh itu merasa bahagia dan sekaligus bersyukur. Usai menunggu 13 tahun lamanya, nenek yang kini tergabung dalam Kelompok Terbang (Kloter) 8 Embarkasi Aceh (BTJ-08) itu akhirnya bisa berangkat haji pada tahun ini.

Senyuman manis selalu terlihat di sudut bibir jamaah lansia tersebut. Selama menempuh perjalanan udara dari Indonesia hingga Jeddah, ia mengaku nyaman dan tenang walau pergi sendirian, tanpa pendamping. Hal itu lantaran para petugas haji selalu ada di sisinya.

Baca Juga

"Petugas hajinya baik dan ramah-ramah. Mereka sigap membantu kami yang sudah lanjut usia. Terima kasih, ya, untuk semua para petugas haji," ucap Nenek Nurbaiti sambil tersenyum, seperti dikutip Republika dari laman resmi Kementerian Agama (Kemenag) RI, Jumat (7/6/2024).

Kepada tim Media Center Haji (MCH), Nenek Nurbaiti berbagi cerita bahwa pada awalnya ia merasa khawatir dan cemas. Sebab, dirinya mesti pergi beribadah haji tanpa ada anggota keluarga yang mendampingi. "Suami saya dahulu seorang guru dan sudah meninggal ketika ada musibah tsunami di Aceh 2004," katanya menuturkan.

Hingga kini pun, diakuinya masih terasa kesedihan dan kerinduan bila menyebutkan sosok almarhum suami. Lelaki yang saleh dan setia itu diketahui hilang saat bencana tersebut melanda. Bahkan, jenazahnya tak jua ditemukan sampai sekarang.

"Kami terpisah saat banjir tsunami. Saya menyelamatkan diri bersama kedua anak ke tempat yang tinggi, sementara suami sendiri jauh tertinggal di belakang. Saat kami terpisah itulah, gelombang menyeret Bapak hingga terlepas dari pandangan kami bertiga," tuturnya dengan air mata berlinang.

Sepeninggal sang suami, Nenek Nurbaiti terus berupaya semangat menjalani hari demi hari, bersama dua anaknya. Tempat almarhum bekerja lalu memberikan uang pensiun almarhum kepadanya. Dengan dana itulah, jamaah lansia ini membayar biaya setoran awal untuk bisa berhaji.

"Berangkat haji ini murni dari uang pensiun Bapak. Alhamdulillah, Bapak juga sudah dibadal-umrahkan," terangnya.

Nenek Nurbaiti mengaku ingin memanjatkan doa buat almarhum suaminya itu, yang bernama lengkap Nyak Budiman bin Nyak Asin. "Semoga semua amal perbuatannya diterima oleh Allah SWT dan Bapak menjadi penghuni surga," harapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement