Sabtu 20 Apr 2024 07:45 WIB

Keunggulan Mahad Aly di Situbondo

Mahad Aly Situbondo menjadi rujukan generasi muda belajar fikih.

Rep: Muhyiddin/ Red: Erdy Nasrul
Ilustrasi seleksi untuk menjadi mahasiswa Mahad Aly.
Foto: Baznas
Ilustrasi seleksi untuk menjadi mahasiswa Mahad Aly.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Katib Mahad Aly Situbondo, Ustadz Khairuddin Habziz menjelaskan, Ma'had Aly di seluruh Indonesia memiliki beberapa keistimewaan, di antaranya fokus kepada kajian kitab Turots secara mendalam, khususnya dalam bidang fikih dan ushul fikih. Lembaga ini dikhususkan untuk mencetak para fuqaha di Indonesia. 

"Kalau Ma'had Aly Situbondo itu khusus ke fikih dan ushul fikih. Kalau Ma'had Aly Hasyim Asy'ari khusus belajar hadits. Itu biasanya disesuaikan dengan ciri khas pesantrennya memang. Ada juga Ma'had Aly yang fikus ke ilmu Falak, itu di kudus," ujar Ustadz Khairuddin. 

Baca Juga

Selain fokus pada kajian kitab turots, menurut dia, Ma'had Aly juga memiliki metode dan strategi khusus dalam pembelajarannya. Menurut Ustadz Khairuddin, mahasantri biasanya akan mendalami dan mendiskusikan teks kitab turots.

"Jadi dikaji secara mendalam teks itu dan didiskusikan. Pelajarannya juga full kalau bahasanya Kiai Hasan Basri itu 1000 SKS. Jadi kualiahnya itu dari jam 08.000 sampai sore. Dari pagi sampai Dzuhur itu dua perkuliahan. Setelah Dzuhur lanjut dari jam 13.00 sampai Ashar. Malamnya nanti diskusi lagi," jelas dia. 

Ustadz Khairuddin menambahkan, diskusi itu juga menjadi keistimewaan tersendiri di Ma'had Aly. Dalam forum diskusi itu, mahasantri di jenjang Ma'had Aly Ula atau M1 biasanya akan mendalami kitab Fathul Mu'in. 

"Di situ lah teman-teman banyak sekali mendapatkan pengembangan-pengembangan, karena diskusi itu kan biasanya akan mengerahkan segala kemampuan. Maka, dibuka lah semua kitab-kitab yang sederajat dengan Fathul Mu'in. Dan itu khas Ma'had Aly dari dulu," kata Ustadz Khairuddin. 

Setelah lulus dari jenjang M1, mahasantri Ma'had Aly Situbondo dipastikan sudah mampu membaca dan memahami kitab Fath al-Muin atau yang sederajat, serta mampu menyelesaikan masail fiqhiyyah dengan pendekatan qawly ( maraji' kitab kuning).

Sedangkan setelah lulus jenjang M2, mahasantri Ma'had Aly Situbondo diharapkan sudah bisa membaca dan memahami kitab Fath al-Wahhab atau yang sederajat, serta mampu menyelesaikan masail fiqhiyyah dengan pendekatan qawly dan manhajy (metodologi istinbath hukum). 

Selain itu, tambah Ustadz Khairuddin, mahasantri Ma'had Aly biasanya juga terlibat dalam forum Bahstul Masail yang digelar dua bulan sekali di Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah Sukorejo. Di forum Bahtsul Masail itu, mahasantri Ma'had Aly juga membahas masalah-masalah kekinian. 

"Seperti kemarin di Haul Almarhumain. Karena saat itu momentumnya menjelang Pilpres, itu kemarin juga pembahasan kita tentang etika berpolitik, termasuk di antaranya panduan Islam bagaimana seseorang harus memilih seorang pemimpin, dan apa yang harus dilakukan pemilih," jelas orang kepercayaan KH Afifuddin Muhajir ini, Mudir Ma'had Aly Situbondo. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement