REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Ma'had Aly se-Indonesia (AMALI) akan menggelar Workshop Kaderisasi Ulama di Ma'had Aly Hasyim Asy'ari Tebuireng, Jombang pada 6 November 2019. Kegiatan ini digagas untuk meningkatkan kemampuan ulama sekaligus untuk menyebarkan moderasi Islam.
Sekretaris Jenderal AMALI KH Nur Hannan mengatakan, kegiatan tersebut akan diikuti sekitar 100 orang, termasuk delegasi dari negara-negara ASEAN. "Acara ini akan dihadiri seluruh pimpinan Ma'had Aly se Indonesia, delegasi dari negara Malaysia, Brunei dan Singapura dan sejumlah Pengasuh Pondok Pesantren di Indonesia," ujar mudir Ma'had Aly Hasyim Asy'ari Tebuireng tersebut saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (27/10).
Kegiatan ini juga sudah disampaikan para pimpinan AMALI kepada Menteri Agama, Jenderal (Purn) Fachrul Razi di Kantor Kementerian Agama, Jakarta pada Jumat (25/10) kemarin. Audensi tersebut dipimpin oleh Ketua AMALI sekaligus Direktur Ma'had Aly Marhalah Tsaniyah (setara S2) Sukorejo, KH. Abdul Djalal.
"Kami berharap, Pak Menag berkenan menghadiri pembukaan acara tersebut pada 6 November mendatang," ucap Kiai Hannan.
KH Abdul Djalal menyampaikan bahwa Ma'had Aly berkomitmen untuk selalu menjadi mitra pemerintah dalam membangun keberagamaan di Indonesia. Salah satunya dengan menggelar workshop kaderisasi ulama itu.
"Tentu keberagamaan yang ingin dibangun oleh para Kiai di Ma'had Aly adalah keberagamaan yang moderat seperti yang diajarkan para wali, termasuk wali songo," ucap Kiai Djalal usai bertemu dengan Menteri Agama Fachrul Razi.
Di tempat yang sama, Fachrul Razi mengapresiasi keberadaan Ma'had Aly di Indonesia dan berharap dapat terus memberikan manfaat bagi umat Islam. Ia berharap Ma'had Aly dapat memberikan kontribusi dalam menghasilkan pemuka agama yang berilmu.
"Mempunyai juru dakwah yang berilmu adalah impian saya. Coba nanti kalau ada penataran juru dakwah kita kasih tahu. Dia harus betul-betul menambah ilmunya di bidang terkait yang dibutuhkan," kata Fachrul Razi.
Bukan hanya ilmu agama, tambah dia, para juru dakwah juga harus melengkapi diri dengan ilmu lainnya. Misalnya, jika juru dakwah ingin berceramah pada hal yang menyangkut perihal ekonomi, maka mereka perlu melengkapi diri dengan ilmu pengetahuan ekonomi.
"Ini penting, agar jangan sampai kita menyesatkan masyarakat," jelas Fachrul Razi.