Senin 12 Feb 2024 13:45 WIB

Soal Pemilu 2024, Ketua MUI: Wajib Pilih Salah Satu Capres, Golput Haram 

MUI mengimbau Muslim dewasa menggunakan hak pilih dalam Pemilu 2024

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Erdy Nasrul
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah dan Ukhuwah Ustadz Cholil Nafis.
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah dan Ukhuwah Ustadz Cholil Nafis.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH Muhammad Cholil Nafis menyampaikan kepada masyarakat khususnya umat Islam bahwa wajib memilih salah satu calon presiden dan calon wakil presiden (capres dan cawapres) dalam pemilihan umum (pemilu) ini.

"Ya, bagi yang punya hak pilih wajib memilih dari salah satu calon (capres dan cawapres) itu, baik capres maupun legislatif," kata Kiai Cholil melalui pesan singkat kepada Republika, Senin (12/2/2024).

Baca Juga

Kiai Cholil mengatakan, memilih capres dan cawapres dalam pemilu ini juga bagian dari tanggung jawab keagamaan.

Sebelumnya, diberitakan laman MUI Digital, Kiai Cholil mengajak masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya pada pemilu yang akan berlangsung pada 2024.

Menurut Kiai Cholil, masyarakat yang golongan putih (golput) atau tidak memilih pada pemilu hukumnya haram. Bahkan, berkenaan dengan ini, MUI pernah mengeluarkan fatwa tentang kewajiban memilih pemimpin.

"Dalam fatwa yang dikeluarkan pada Ijtima Ulama II se-Indonesia pada 2009 menegaskan memilih pemimpin dalam Islam adalah kewajiban untuk menegakkan imamah (kepemimpinan) dan imarah (pemerintahan) dalam kehidupan bersama," kata Kiai Cholil pada laman MUI Digital, Sabtu (16/12/2023).

Kiai Cholil menjelaskan, masyarakat yang tidak menggunakan hak pilihnya disebut tidak bertanggung jawab terhadap jalannya bangsa ini. Oleh karena itu, dia secara tegas mengajak masyarakat untuk tidak golput.

Kiai Cholil meminta masyarakat untuk memilih satu dari tiga pasangan calon presiden dan wakil presiden yang maju pada Pilpres 2024. Jika masyarakat tidak memilih salah satu dari calon presiden, maka Indonesia bisa kacau.

"Indonesia tanpa presiden pasti kita kacau, kacau itu lebih buruk daripada pemimpin yang tidak ideal itu, karena pemimpin yang tidak ideal itu masih bisa kita kontrol melalui DPR, isu masyarakat masih bisa," ujar Pengasuh Pondok Pesantren Cendekia Amanah, Depok, Jawa Barat ini.

Menurutnya, setiap warga negara yang sudah memiliki hak pilih mempunyai tanggung jawab untuk mencoblos siapa yang akan memimpin Indonesia ke depan. Oleh karena itu, Ketua MUI ini mengingatkan, agar jangan sampai masyarakat memilih ketiga calon presiden dan wakil presiden sehingga, suaranya tidak sah.

"Kita meminta pilihlah salah satu dari yang tiga. Mau nomor satu, dua, dan tiga silahkan mana yang sesuai, kita sudah lihat dari visi misinya, debatnya siapa yang ngomongnya lebih bagus, mana yang lebih konsisten melaksanakannya," ujarnya.

Dengan begitu, Kiai Cholil berharap masyarakat bisa menggunakan hak pilihnya untuk mencari sosok yang dirasa ideal untuk memimpin Indonesia ke depan.

"Jadi pemimpin adalah cermin dari masyarakat. Oleh karena itu, apapun alasannya tidak boleh tidak memilih di pemilu yang akan datang (Pemilu 2024). Jadi harus memilih," kata Kiai Cholil.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement