REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Jerman memilih bungkam mengenai usulan pertukaran tahanan antara seorang narapidana asal Rusia yang dihukum seumur hidup dengan jurnalis Amerika Serikat (AS) Evan Gershkovich. Gagasan yang sempat dilontarkan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Juru bicara Pemerintah Jerman dua kali menolak menjawab pertanyaan mengenai usulan tersebut. Laporan mengenai pertukaran tahanan itu berulang kali muncul di media sejak Gershkovich yang merupakan wartawan Wall Street Journal yang ditahan di Rusia pada Maret tahun lalu. "Saya belum bisa mengatakan apa-apa mengenai itu," kata deputi juru bicara pemerintah Jerman Christiane Hoffmann saat ditanya mengenai usulan tersebut, Senin (12/2/2024).
"Mohon, saya tidak ingin merujuknya sebagai kasus yang konkret," tambahnya, ketika ditanya apakah Jerman sudah membahas hal ini dengan AS. Rombongan yang ikut dalam kunjungan Kanselir Jerman Olaf Scholz ke AS untuk berbicara dengan Presiden AS Joe Biden juga menolak memberikan komentar.
Pemerintah AS dan Wall Street Journal mengatakan Gershkovich ditahan Rusia atas tuduhan spionase. Putin ingin menukar Gershkovich dengan Vadim Krasikov yang dihukum seumur hidup atas pembunuhan seorang etnis Chechen dari Georgia di taman Berlin pada 2019.
Korban berpaling dari Moskow untuk ikut perjuangan kemerdekaan Chechen. Putin tidak menyebut nama Krasikov tapi ia merujuknya sebagai individu "yang memiliki sentimen patriotik yang mengeliminasi bandit di salah satu ibukota Eropa," penggambarannya sesuai dengan detail pembunuhan di Berlin.
Berdasarkan hukum, pertukaran tahanan ini dapat dilakukan tapi sangat sensitif. Tidak hanya karena artinya Jerman menyerahkan narapidana untuk pembebasan warga negara asing tapi juga karena tingkat kejahatan Krasikov.
"Kami tidak hanya membicarakan kasus pembunuhan, tapi kejahatan yang diputuskan sebagai kejahatan berat," kata hakim dan pakar hukum Hamburg University Kai Cornelius. "Ini vonis paling berat yang bisa dijatuhkan dalam hukum Jerman," katanya.
Krasikov dapat dibebaskan jika jaksa penuntut mengatakan mereka tidak lagi ingin melihat hukumannya ditegakkan.