Kamis 01 Feb 2024 22:26 WIB

Hari Hijab se-Dunia, Ketum Aisyiyah: Jilbab Justru untuk Lindungi Perempuan

Hari Hijab se-Dunia diperingati setiap 1 Februari

Rep: Mabruroh / Red: Nashih Nashrullah
Ketua Umum Pimpinan Pusat Aisyiyah Salmah Orbayinah, mengapresiasi Hari Hijab se-Dunia
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Ketua Umum Pimpinan Pusat Aisyiyah Salmah Orbayinah, mengapresiasi Hari Hijab se-Dunia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ketua Umum Aisyiyah, Salmah Orbayinah, sangat mengapresiasi peringatan World Hijab Day (WHD) atau Hari Hijab se-Dunia.

Melalui peringatan WHD ini, semoga saja Muslimah yang belum berhijab dapat mencobanya dan melihat betapa anggunnya seorang Muslimah dengan hijab mereka.

Baca Juga

“Saya sangat mengapresiasi hari hijab internasional ini, karena itu memberikan kebebasan para perempuan muslim untuk mengenakan jilbab tentunya, dan yang belum, bisa untuk mencoba, mengekspresikan dirinya, kalau pakai jilbab itu seperti apa,  bagaimana rasanya,” kata Salma dalam sambungan telepon, Kamis (1/2/2024).

Lebih lanjut Salma menewaskan, bahwa Islam sendiri sudah mengatur bagaimana seorang Muslimah berpakaian. Hal ini tertuang dalam Alquran surat al Araf ayat 26: 

يَا بَنِي آدَمَ قَدْ أَنْزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُوَارِي سَوْآتِكُمْ وَرِيشًا وَلِبَاسُ التَّقْوَىٰ ذَٰلِكَ خَيْرٌ ذَٰلِكَ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُونَ

"Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat."

Menurutnya, melalui ayat ini, Allah SWT  telah menjelaskan bagaimana seorang Muslimah dalam berpakaian, yakni menutup aurat mereka.

Selain menutup aurat, Allah SWT juga menyebutkan, bahwa sebaik-baiknya pakaian adalah takwa, yakni menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Kemudian disebutkan juga dalam surat Al Ahzab ayat 59: 

يٰٓاَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِّاَزْوَاجِكَ وَبَنٰتِكَ وَنِسَاۤءِ الْمُؤْمِنِيْنَ يُدْنِيْنَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيْبِهِنَّ ذٰلِكَ اَدْنٰىٓ اَنْ يُّعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللّٰهُ غَفُوْرًا رَّحِيْمًا

“Wahai Nabi (Muhammad), katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin supaya mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali sehingga mereka tidak diganggu. Allah Mahapengampun lagi Mahapenyayang.”

Melalui ayat ini, kata Salma, dipertegas lagi bahwa seorang Muslimah diminta untuk berpakaian tertutup yang tidak menunjukkan aurat mereka. Tujuannya sangat jelas, agar seorang Muslimah mudah dikenali dan agar tidak diganggu.

“Artinya Allah SWT sebenarnya sudah memberikan rambu-rambu, bahwa pakai perempuan sebaiknya sopan, enak dilihat, dan menutup aurat. Nah bukan berarti  harus menggunakan kerudung besar yang sampai ke kaki, tidak juga, yang harus adalah menutup aurat,” kata Salma. 

Kendati demikian, tambahnya, untuk mengatakan seorang Muslimah agar mau berhijab tentu juga bukan dengan cara memaksa. Karena bisa jadi mereka justru benci, sehingga caranya pun harus perlahan dan harus dengan kemauan mereka sendiri.

“Kan ada yang sehari-hari belum berhijab tapi kalau (pergi ke) pengajian mereka pasti pakai hijab, ini mereka sedang berlatih, di samping (perintah) Allah agar perempuan menutup aurat, tapi mengajarkannya pelan-pelan. Jadi bagaimana caranya kita berdakwah dengan bijaksana sehingga perempuan itu juga bisa  memakai hijabnya dan pasti itu keinginan yang lahir dari diri sendiri bahwa memang itu perintah dari Allah,” terang Salma.

Sebagai Muslimah yang tinggal di Indonesia, tambah Salma, kita patut bersyukur karena bisa dengan leluasa menggunakan hijab. Banyak juga sektor pekerjaan yang mengizinkan pegawainya berhijab, misalnya perbankan. “Apalagi guru kan, aman banget,” ujar Salma.  

photo
5 Muslimah berhijab cemerlang di bidangnya. - (Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement