Ahad 14 Jan 2024 01:48 WIB

Serangan Amerika ke Yaman, Waketum MUI:  Sudah tidak Punya Hati Nurani

Amerika dan Barat sudah menjadi sekumpulan negara yang tidak lagi bisa dipercaya.

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Hafil
Pesawat RAF Typhoon lepas landas dari RAF Akrotiri di Siprus untuk misi menyerang sasaran di Yaman Kamis (11/1/2024)
Foto: Sgt Lee Goddard, UK Ministry of Defence via A
Pesawat RAF Typhoon lepas landas dari RAF Akrotiri di Siprus untuk misi menyerang sasaran di Yaman Kamis (11/1/2024)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, Buya Anwar Abbas merespons tindakan Amerika Serikat (AS) dan pasukan tempur Inggris yang dilaporkan membombardir puluhan rudal ke wilayah Yaman pada Jumat (12/1/2024). Menurut dia, serangan tersebuut menunjukkan bahwa AS dan negara Barat sudah tidak mempunyai hati nurani lagi. 

"Amerika dan Barat sudah tidak punya hati nurani, rasa prikemanusiaan dan prikeadilan," ujar dia dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Sabtu (13/1/2024).

Baca Juga

Menurut dia, dunia telah sepakat untuk anti terhadap segala bentuk kekerasan apalagi sampai kepada melakukan tindak penjajahan dan  pembunuhan secara massal seperti yang dilakukan oleh Israel. 

Dalam beberapa bulan terakhir, menurut dia, Israel juga telah melakukan genosida terhadap rakyat Gaza Palestina. Akibatnya, lebih dari 23 ribu orang mati dan lebih 70 persen darinya adalah perempuan dan anak-anak, serta puluhan ribu orang lainnya luka-luka dan mengungsi serta hidup dalam serba kesusahan dan berkekurangan. 

"Pertanyaannya apakah Amerika Serikat dan Barat mau bersimpati serta berempati kepada nasib rakyat Palestina yang mengenaskan tersebut?  Ternyata tidak, karena mereka memang sudah seperti tidak punya hati nurani," ucap Ketua PP Muhammadiyah ini. 

Menurut Buya Anwar, Amerika hanya mementingkan politik dan ekonomi mereka saja. Sehingga, kata dia, begitu keselamatan barang-barang mereka yang diangkut dengan kapal terancam oleh tindakan milisi Houthi di laut merah, maka mereka pun melakukan serangan ke beberapa kota di Yaman seperti ke kota Sana'a, Hudaydah, Sa'ada dan Dhamar. 

"Tetapi anehnya begitu puluhan ribu jiwa dan nyawa rakyat Palestina hilang serta terancam oleh tentara Israel, jangankan mereka berusaha untuk  mencegahnya, mereka malah juga ikut mendukung dan membantu Israel menggebuk rakyat Gaza, karena yang ada dalam benak mereka hanya satu yaitu kepentingan mereka saja," kata Buya Anwar. 

Dia pun menegaskan bahwa Amerika dan Barat sudah menjadi sekumpulan negara yang tidak lagi bisa dipercaya bila diajak bicara tentang manusia dan kemanusiaan. Karena, menurut dia, dalam hal ini mereka menerapkan sikap ganda di mana mereka baru mau mendukung kalau itu sesuai dengan kepentingan mereka dan kalau kepentingan mereka terusik maka mereka pasti akan menolaknya. 

Menurut Buya Anwar, hal itu juga terlihat  jelas dalam rapat Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) yang berlangsung menjelang pertengahan Desember 2023, di mana Amerika memveto usulan resolusi tentang gencatan senjata segera antara pasukan Israel dan kelompok Hamas Palestina di Gaza. 

"Dan dalam sidang DK PBB yang berlangsung beberapa hari yang lalu Amerika serikat malah berhasil meloloskan resolusi menyangkut soal serangan milisi Houthi dari Yaman di Laut Merah yang berisi desakan agar Houthi segera menghentikan semua serangan di Laut Merah yang menargetkan kapal komersial terutama yang terkait dengan Israel," jelas dia.

Padahal, lanjut Buya Anwar, serangan yang dilakukan Houthi tersebut adalah dalam konteks membela hak-hak rakyat Palestina yang telah ditindas oleh Israel melalui agresi yang terkenal brutal dan biadab.

 

"Jadi bagi Amerika dan Barat melindungi keselamatan barang-barang perdagangannya jauh lebih penting dari pada melindungi hak-hak asasi dan keselamatan jiwa ribuan manusia. Hal ini tentu jelas-jelas tidak bisa kita terima karena sangat bertentangan dengan akal sehat dan hati nurani serta rasa prikemanusiaan dan prikeadilan," kata dia. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement