Kamis 07 Dec 2023 20:02 WIB

Polisi Israel Izinkan Pawai Yahudi Sayap Kanan di Yerusalem di Tengah Kemelut Gaza

Israel terus lakukan serangan intensif di Jalur Gaza

Rep: Amri Amrullah / Red: Nashih Nashrullah
Jemaah Yahudi mengunjungi Temple Mount di kompleks Masjid Al-Aqsa bentuk provokasi (ilustrasi).  Israel terus lakukan serangan intensif di Jalur Gaza
Foto: AP/Maya Alleruzzo
Jemaah Yahudi mengunjungi Temple Mount di kompleks Masjid Al-Aqsa bentuk provokasi (ilustrasi). Israel terus lakukan serangan intensif di Jalur Gaza

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM – Kelompok-kelompok sayap kanan Yahudi Israel merencanakan sebuah pawai provokatif di Kota Tua Yerusalem pada Kamis malam, 7 Desember, bertepatan dengan hari pertama hari raya Yahudi, Hanukkah. Polisi Israel mengizinkan unjuk rasa tersebut, namun membatasi jumlah peserta hingga 200 orang. 

Rute pasti dari aksi tersebut tidak jelas, namun polisi dilaporkan tidak mengizinkan para peserta aksi untuk mendekati Masjid Al-Aqsa. Salah satu penyelenggara unjuk rasa, gerakan Beyadenu, memiliki misi untuk "merealisasikan dan menerapkan kedaulatan Israel secara penuh di Temple Mount". Orang Yahudi menyebut situs tersebut sebagai "Temple Mount". 

Baca Juga

Dilansir dari Newarab, Kamis (7/12/2023), para demonstran menuntut "pemulihan" kontrol Yahudi "sepenuhnya" atas Temple Mount dan Yerusalem dan penghapusan otoritas Wakaf Islam, pihak yang menjalankan urusan situs suci umat Islam tersebut. 

Yordania adalah penjaga situs-situs suci Muslim dan Kristen di Yerusalem Timur yang diduduki. Bulan Mei lalu, saat pawai parade bendera, ribuan ekstremis Yahudi menyerbu Kota Tua Yerusalem di bawah perlindungan polisi Israel, menyerang warga Palestina dan wartawan. 

Aktivitas Ibadah umat Islam di tempat suci tersebut telah sangat dibatasi dalam dua bulan terakhir, setelah serangan 7 Oktober. Shalat Jumat, yang secara tradisional menarik puluhan ribu warga Palestina ke Al-Aqsa, telah berkurang menjadi kurang dari lima ribu jamaah sebagai akibat dari tindakan pembatasan oleh polisi Israel. 

Ketegangan biasanya meningkat di Yerusalem Timur yang diduduki selama hari raya Yahudi di tengah seruan dari para pemukim dan politisi fundamentalis Israel untuk mengizinkan doa Yahudi di tempat suci tersebut. Hamas melancarkan serangannya ke pemukiman Israel yang berbatasan pada 7 Oktober lalu, sebagian sebagai tanggapan atas pelanggaran Israel di Al-Aqsa.

Israel melanjutkan serangan militernya pada hari Jumat di wilayah Palestina setelah berakhirnya jeda kemanusiaan selama seminggu dengan kelompok Hamas. Israel meningkatkan pengeboman di Gaza tengah dan selatan, dengan puluhan orang dilaporkan tewas dalam serangan Israel ke rumah-rumah di Deir el-Balah.

Pelapor khusus PBB mengatakan "pembantaian warga sipil harus dihentikan" karena rumah sakit di Gaza kesulitan mengatasi lonjakan jumlah warga Palestina yang membutuhkan perawatan darurat.

Baca juga: Dua Surat Alquran Dibuka dengan Kata Tabarak, Ini Rahasianya yang Agung 

 

Sedikitnya 16.248 warga Palestina telah gugur dan lebih dari 43.616 lainnya terluka dalam serangan udara dan darat Israel yang tak henti-hentinya di daerah kantong tersebut sejak 7 Oktober setelah serangan lintas batas oleh Hamas.

Jumlah korban tewas Israel dalam serangan Hamas mencapai 1.200 orang, menurut angka resmi. Pejabat senior Hamas mengatakan, dengan kondisi saat ini, "tidak ada negosiasi" dengan Israel kecuali jika mereka menghentikan serangan Gaza. Sementara itu, para pemimpin Israel berkeras untuk melanjutkan perang di Gaza.  

photo
Israel kembali menggempur Jalur Gaza setelah berakhirnya gencatan senjata pada Jumat (1/12/2023) pagi. - (Tim Infografis Republika.co.id)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement