REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Para pimpinan organisasi pengelola zakat anggota Forum Zakat (FOZ) seluruh Indonesia menegaskan pentingnya penguatan ekosistem zakat memberikan dampak positif terhadap pembangunan negara dan pencapaian visi Indonesia Emas 2045.
Dalam helatan akbar tahunan CEO OPZ Forum yaitu pertemuan besar para pimpinan OPZ yang digelar oleh FOZ, ditegaskan upaya peningkatan sumber daya manusia (SDM), dalam hal ini, amil dan amilat, dalam pengumpulan zakat.
"Jadi ada masalah kompetensi SDM, keterbatasan sarana, mekanisme benchmark pendistribusian yang masih terbatas, jadi portofolio kita masih sedikit. Jadi coba kita lebur agar terjadi proses pemerataan," ujar Ketua Umum Forum Zakat, Bambang Suherman usai pembukaan CEO OPZ Forum di Grand Rohan Yogyakarta, Rabu (29/11/2023).
Menurutnya, benchmark pendistribusian penting dilakukan agar program-program pengentasan kemiskinan yang unggul dari Lembaga Amil Zakat nanti dapat direplikasi, diduplikasi atau diselenggarakan kolaborasi. "LAZ yang besar bisa bawa yang kecil, yang kecil bisa contoh yang besar," ujarnya.
Untuk meningkatkan kualitas SDM di Indonesia, Forum Zakat membentuk Kompartemen Beasiswa, yang mana satuan program beasiswa yang dimiliki OPZ member FOZ. Gen Z khususnya, terlibat cukup aktif di Gerakan Zakat, Forum Zakat juga menggagas program magang Kampus Zakat yang terintegrasi dengan pemagangan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Kementrian Pendidikan RI.
“Program ini sekaligus juga bertujuan untuk memvalidasi kinerja OPZ melalui jurnal, publikasi ilmiah, riset yang dilakukan mahasiswa di tempat magangnya (OPZ),” katanya.
Gerakan Zakat juga menjawab kebutuhan pragmatis, dengan secara tanggap melakukan respon kemanusiaan seperti salah satunya yang terjadi di Palestina. “Kami mengkoordinasikan penyaluran anggota Forum Zakat secara terstruktur, berkolaborasi dengan banyak stakeholder, salah satunya Kementrian Luar Negeri,” kata dia.
Dalam pembukaan, Wakil Gubernur DI Yogyakarta, Sri Paduka KGPAA Paku Alam X melalui Asisten Seksa PSDM, Sugeng, mengatakan tantangan terbesar Gerakan Zakat adalah meningkatkan pemahaman pada masyarakat terhadap zakat. "Kolaborasi dalam persiapan generasi terbaik pada tahun 2045 ini membutuhkan kepercayaan dari Umat Islam juga para ulama,” ujarnya.
Pihaknya juga mengapresiasi, menyambut baik dan siap berkoaborasi bersama dengan stakeholder lain demi terwujudnya pengelolaan zakat yang efektif dan berdampak bagi pembangunan negara.
Senada, Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kemenag RI, Prof Dr Waryono A Ghafur, berharap melalui CEO OPZ Forum kali ini dapat meningkatkan kapasitas OPZ. "Secara umum Gerakan Zakat tak punya kendala yang berarti, namun kita pastikan amil memiliki kapasitas yang baik karena bekerja 25 jam, artinya tidak mengenal istirahat,” katanya.
Rangkaian acara pada CEO OPZ Forum 2023 meliputi Monolog Kebangsaan: Peran Civil Society dalam Kemanusiaan Global, Bincang Program, Bincang GRC: Governance, Risk, & Compliance, Digizakat Session, Bincang Fundraising dan Doa Bersama untuk Palestina. Sebagai informasi, Forum Zakat (FOZ) merupakan asosiasi Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) dengan 194 OPZ anggota yang tersebar di seluruh Indonesia, memiliki visi menjadi asosiasi OPZ yang amanah dan profesional guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Turut hadir dalam agenda ini, Drs Amich Alhumami, MA, MEd, PhD-Deputi PMMK Bappenas, Dr. Lalu Muhamad Iqbal, MHub Int-Staf Khusus Menteri Luar Negeri RI, Mokhamad Mahdum-Wakil Ketua Baznas RI, Anton SukarnaDirektur Penjualan dan Distribusi Bank Syariah Indonesia, Dr Ugi Suharto, MEc,-Dosen FEB UIII dan Co-Founder INSISTS, Saidah Sakwan, MA-Pimpinan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) RI Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan, Budiawan Sidik-Wakil Manajer Litbang Kompas, Mursida Rambe-Ketua PBMTI, Herbudhi S Tomo-Direktur Eksekutif Perkumpulan Bank Syariah Indonesia (Asbisindo), Dr Ir Ascarya MBA, MSc–Universitas Darussalam Gontor, Ponorogo.