Ahad 19 Nov 2023 15:56 WIB

Gantikan Produk Pro Israel, Diskusi Santripreneur Tawarkan Hisana Hingga Le Minerale

Boikot produk Israel merupakan jihad ekonomi lawan zionis

Rep: Muhyiddin / Red: Nashih Nashrullah
Diskusi Santripreneur merekomendasikan sejumlah produk lokal gantikan produk pro Israel.
Foto: Dok Istimewa
Diskusi Santripreneur merekomendasikan sejumlah produk lokal gantikan produk pro Israel.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Sekjen Gerbang Pronas (Gerakan Kebangkitan Produk Nasional), Ahmad Syakirin meyakini banyak produk nasional yang dapat menggantikan produk barang yang terafiliasi dengan Israel.

Syakirin percaya produk-produk nasional tersebut sebenarnya memiliki kualitas yang jauh lebih baik dari produk-produk Israel.

Baca Juga

“Gerbang Pronas yakin produk nasional bisa gantikan produk Israel. Warung Steak and Shake bisa gantikan KFC. Sari Roti gantikan Kitkat. Le Minerale gantikan Aqua dan lain sebagainya. Kita ingin produk nasional jadi Raja di negeri sendiri,” kata dia dalam diskusi yang berlangsung di Mampang, Jakarta, Sabtu (18/11) kemarin.

Menurut Syakirin, Fatwa MUI Nomor 83 Tahun 2023 tentang Hukum Dukungan terhadap Pejuang Palestina kian memberi legitimasi umat Islam di Indonesia untuk menghindari penggunaan produk yang terafiliasi dengan Israel atau produk yang mendukungnya. Karena itu, secara bersamaan, fatwa tersebut harus menjadi momentum besar kebangkitan produk nasional.  

"Motif kita bukan hanya sekedar solidaritas untuk Palestina. Motivasi kita untuk mengurangi ketergantungan terhadap produk luar negeri yang terafiliasi dengan Israhell. Ini harus jadi momentum besar untuk mendorong kebangkitan produk nasional," jelas dia.

Syakirin pun percaya inisiatif Gerakan Kebangkitan Produk Nasional akan menjadi bola salju yang membesar dan potensial menghancurkan konsumsi produk terafiliasi Israel di Indonesia. Karena itu, supaya lebih konstruktif dan produktif, spirit dan inisiatif ini harus diarahkan untuk mendorong hadirnya produk-produk nasional yang mendunia.

"Supaya konstruktif dan produktif, inisiatif dan semangat ini harus digunakan untuk mendukung produk nasional. Ini juga menjadi langkah awal umat Islam untuk mendorong kedaulatan produk nasional atas produk asing," tutur dia.

Hampir senada, Wakil Sekjen MUI Arif Fahruddin menegaskan fatwa MUI tentang dukungan perjuangan Palestina berlaku wajib bagi umat Muslim di Indonesia sehingga dengan demikian, komitmen agar umat Islam menghindari penggunaan produk terafiliasi Israel atau produk yang mendukungnya juga menjadi wajib hukumnya.

"Fatwa tersebut wajib. Harus ditaati. Penting bagi kita untuk menunjukkan dukungan terhadap Palestina. Umat Islam diimbau semaksimal mungkin menghindari melakukan transaksi (pembelian) produk-produk tersebut," ujarnya.

Karena itu, seharusnya tak boleh ada toleransi atas implikasi fatwa ini. Semua merek yang terafiliasi dengan Israel, harus dihindari dan dialihkan penggunaannya kepada produk-produk nasional atau produk dalam negeri. Bagi Arif, prinsip ini harus diyakini umat Islam Indonesia.

Baca juga: Sungai Eufrat Mengering Tanda Kiamat, Bagaimana dengan Gunung Emasnya?

"Saya kira jelas yah. Hindari produk-produk terafiliasi Israel dan beralihlah kepada produk-produk nasional yang bagus. Ini komitmen kita kepada Palestina dan kedaulatan ekonomi nasional. (Fatwa) ini menumbuhkan kesadaran umat Islam untuk menggunakan produk anak bangsa sendiri," jelas dia.

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia (YKMI) juga punya pendapat yang sama. Juru Bicara YKMI, Megel Jekson menyebut inisiatif yang dibuat Gerakan Kebangkitan Produk Nasional sebagai pertanda munculnya kesadaran konsumen Muslim untuk memprioritaskan penggunaan barang barang produksi perusahaan nasional.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement