REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Selama enam pekan berturut-turut pemerintah Israel memberlakukan pembatasan ketat terhadap warga Palestina, melarang memasuki Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur untuk sholat Jumat sehingga masjid tersebut kosong.
Dilansir dari Yeni Safak pada Ahad (19/11/2023), seorang pejabat Departemen Wakaf di Yerusalem mengatakan hanya sekitar 4.000 warga Palestina, sebagian besar dari mereka berusia lanjut, yang berhasil mencapai masjid untuk melaksanakan sholat Jumat. Angka tersebut turun tajam dari biasanya 50 ribu orang.
Pejabat yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, menambahkan bahwa masjid tersebut tampak kosong karena kontrol ketat Israel terhadap jalan-jalan.
Sementara Saksi mata mengatakan bahwa pasukan Israel telah dikerahkan secara besar-besaran di Yerusalem Timur yang diduduki, khususnya di Kota Tua dan pintu masuk menuju masjid.
Di siai lain, ratusan warga Palestina terpaksa melaksanakan sholat Jumat di jalan-jalan dekat kawasan Kota Tua setelah dilarang memasuki masjid itu sendiri. Pihak Israel tidak memberikan alasan untuk membatasi akses umat Islam ke Al-Aqsa untuk sholat.
Sebelum adanya pembatasan yang dilakukan Israel, setidaknya 50 ribu warga Palestina biasa melaksanakan sholat Jumat di Masjid Al-Aqsa, khususnya pada Jumat.
Adapun ketegangan meningkat di Tepi Barat dan Yerusalem Timur semenjak pertempuran pecah pada 7 Oktober antara kelompok Palestina dan Israel di Gaza. Peristiwa tersebut menewaskan lebih dari 11 ribu warga Palestina di Gaza, banyak dari mereka adalah perempuan dan anak-anak.
Di samping itu, menurut Kementerian Kesehatan Palestina, lebih dari 200 warga Palestina telah dibunuh oleh pasukan Israel di Tepi Barat dan Yerusalem Timur semenjak 7 Oktober dan lebih dari 2.700 lainnya terluka.