REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- CEO Zakat Pulau Pinang Malaysia, Amran Hazali, mengaku sangat bersyukur bisa mengikuti acara Indonesian Conference of Zakat (ICONZ) ke-7. Acara tersebut digelar berbarengan dengan meletusnya perang Hamas-Israel dan kejahatan perang yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina.
“Kita konferensi pada hari ini dalam suasana negara Palestina sedang diserang bertubi-tubi oleh laknatullah zionis yahudi di Israel,” ujar Amran saat menghadiri ICONZ hari kedua, di Universitas Muhammadiyah Jakarta, Tangerang Selatan, Rabu (8/11/2023).
Dalam kesempatan ini, Amran mengajak agar bersama-sama dapat menggunakan kesempatan ini untuk memberikan zakat kita kepada rakyat Palestina yang sangat membutuhkan bantuan. Menurutnya, ini juga salah satu peranan zakat dalam Islam, untuk membantu dan menolong asnaf (delapan golongan penerima zakat).
“Ini juga satu topik yang saya pikirkan bersama, bagaimana zakat-zakat kita himpun untuk membantu saudara-saudara kita di Palestina dengan cara yang lebih sistematik, dan ini peranan zakat untuk membantu saudara kita di Palestina, ini sangat-sangat penting,” kata Amran.
Amran berujar umat Islam sejatinya memiliki sistem ekonomi yang sangat bagus. Sayangnya, dalam sudut pandangnya, telah gagal dalam membantu rakyat Palestina untuk keluar dari penderitaannya yang berkepanjangan.
“Kita punya sistem ekonomi yang cukup bagus, tapi kita masih gagal dalam pikiran saya, membantu sebaik mungkin mereka yang dibunuh secara tidak berkemanusiaan di Palestina. Kita, Indonesia, Malaysia dan badan-badan zakat seluruh dunia, harus sama-sama memikirkan bagaimana kita bisa membantu, membangun seperti semula Palestina, menghantarkan bantuan untuk mengurangi kesengsaraan saudara-saudara kita di palestina,” terangnya.
“Mudah-mudahan ada langkah tertentu, khususnya di pihak zakat forum, bagaimana kita bisa terus memberikan tekanan kepada Israel supaya menghentikan serangan pembunuhan kepada rakyat Palestina,” tambahnya.
CEO Shunduq Zakat Jordan Abid Smerat menceritakan bagaimana di masa lalu, di zaman khalifah Umar bin Abdul Aziz, kesulitan saat mencari asnaf. Karena di masa khalifah Umar, umat Islam sangat sejahtera sehingga tidak ada orang miskin.
“Umar bin Khattab pernah berkata, bahwa seorang itu mudah untuk tergiur kepada kekufuran ketika ia fakir. Zakat ini sangat sesuai sekali untuk mengatasi hal seperti kemiskinan dan sebagainya, dan itu sudah dituangkan dalam Alquran, banyak sekali Allah mengatakan penyelesaian kefakiran, penyelesaian kemiskinan itu bersumber dari zakat sebagai solusinya,” kata Abid Smerat.
“Hal ini sudah terjadi di zaman Umar bin Abdul Aziz, Umar bin Khattab, bahwa karena kemakmuran masyarakatnya, zakat itu tidak ada yang mengambilnya karena semuanya kaya sehingga saat itu zakat berlimpah, bahkan untuk mencari mustahik saja kesulitan,” tambah Abid Smerat.