Rabu 08 Nov 2023 17:50 WIB

Menhan Pastikan Beasiswa untuk Mahasiswa Palestina Terus Tersedia

22 mahasiswa asal Palestina belajar di Universitas Pertahanan.

Kegiatan serah terima calon mahasiswa dari Palestina di Gedung Kementerian Pertahanan, Jakarta, Rabu (8/11/2023).
Foto: ANTARA FOTO/Galih Pradipta
Kegiatan serah terima calon mahasiswa dari Palestina di Gedung Kementerian Pertahanan, Jakarta, Rabu (8/11/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertahanan (Menhan) RI Prabowo Subianto memastikan program beasiswa dari pemerintah RI untuk mahasiswa asal Palestina terus tersedia karena itu kontribusi nyata Indonesia mendukung perjuangan Palestina.

Untuk membangun bangsa dan negara yang independen dan merdeka, menurut Prabowo, membutuhkan sumber daya manusia yang kompeten dan mampu membuat kebijakan secara mandiri.

Baca Juga

"Saya kira beasiswa itu kontribusi Indonesia yang nyata dengan menyiapkan mereka. Ketika mendapatkan kesempatan bernegara secara merdeka, mereka siap mengendalikan negara sendiri," kata Menhan Prabowo selepas menerima 22 mahasiswa Palestina di Kantor Kementerian Pertahanan RI, Jakarta, Rabu (8/11/2023).

Pemerintah Indonesia untuk pertama kalinya memberikan beasiswa penuh kepada 22 mahasiswa Palestina untuk menempuh pendidikan S-1 di Universitas Pertahanan selama 4 tahun ditambah pendidikan Bahasa Indonesia selama 1 tahun.

Ia menegaskan bahwa pembangunan suatu bangsa baru membutuhkan sumber daya manusia. Mereka sangat butuh para pakar, para ahli, para dokter, para insinyur, dan sebagainya.

"Itulah Indonesia bisa berperan. Kita membuka pintu untuk mendidik mereka. Mudah-mudahan ini jalan terus sehingga dalam beberapa tahun mereka akan tambah dokter, tambah pakar, tambah insinyur," kata Prabowo.

Sebanyak 22 mahasiswa Palestina yang menerima beasiswa penuh dari pemerintah Indonesia berasal dari Tepi Barat (West Bank).

Duta Besar Palestina untuk Indonesia Zuhair Al-Shun berharap mahasiswa dari Gaza juga dapat ikut berpartisipasi dalam program beasiswa pemerintah Indonesia ke depannya.

Pada saat ini, kata dia, mahasiswa asal Gaza tidak dapat berpartisipasi karena situasi perang yang masih berkecamuk sejak bulan lalu. Militer Israel sejak bulan lalu menggempur Gaza utamanya dari udara. Hingga per hari ini, jumlah korban jiwa melampaui 10.000 orang.

"Tentu saja saat ini kami kesulitan, bahkan kami tidak bisa masuk atau melakukan apa pun yang kami inginkan karena situasi seperti ini, seperti yang semua tahu, adanya agresi, genosida, dan pembunuhan yang terjadi setiap harinya sampai hari ini di Gaza," kata Dubes Zuhair menjawab pertanyaan terkait dengan situasi di Gaza.

Presiden RI Joko Widodo, dalam berbagai kesempatan, mengutuk keras kekerasan terhadap warga Palestina dan meminta Israel menghentikan serangan.

Untuk membantu perjuangan rakyat Palestina, terutama mereka yang menjadi korban perang, pemerintah Indonesia pada pekan lalu (4/11) mengirim bantuan kemanusiaan seberat lebih dari 50 ton ke Gaza.

Bantuan itu tiba di Pangkalan Udara El Arish, Mesir, Senin (6/11). Bantuan itu diserahterimakan ke Bulan Sabit Merah Mesir untuk dibawa ke Gaza melalui Badan PBB untuk Pengungsi di Palestina (UNRWA).

El Arish saat ini menjadi tujuan utama bantuan-bantuan kemanusiaan ke Gaza yang dikirim dari berbagai negara. Jarak El Arish ke perbatasan Palestina dan Mesir di Rafah kurang lebih 30 kilometer.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement