Kaum Muslimin tak pernah dibiarkan oleh orang-orang yang dimurkai dan orang-orang yang sesat untuk menegakkan kebenaran dan keadilan. Mereka akan memerangi kaum Muslimin dengan segala daya.
Tapi tahukah Anda, perlakuan ini berbeda sekali ketika Palestina berada dalam pemerintahaan Islam masa Ottoman.
Dalam sejarah Islam, kota ini pernah menjadi pusat penting pembangunan peradaban. Selain pernah dijadikan kiblat dalam shalat, beberapa dinasti kekhalifahan juga menempatkan kota ini sebagai simbol penting. Bahkan kelak memberikan nama al-Quds yang berarti Tanah Suci.
Kota ini pernah menjadi tempat yang benar- benar makmur dan menjadi persemaian tiga iman dengan subur. Kaum dzimmi mendapat perlindungan yang layak terutama di bawah pemerintahan Sultan Sulaiman yang memerintah pada 1520 sampai 1566.
Kala itu Yerusalem menjadi tanah harapan bagi orang-orang Yahudi yang telah terusir sebelumnya oleh orang-orang Nasrani. Baik yang dulu berasal dari Palestina, maupun penduduk Yahudi yang diusir dari Spanyol oleh Imperium Kristen di sana.
Bagi umat Nasrani, Yerusalem tetap menjadi tempat yang aman, nyaman dan tenteram di bawah pemerintahan Muslim.
Berdasarkan sebuah catatan ahli sejarah Yahudi Italia, David dei Rossi yang menulis pada 1535, orang- orang Yahudi bisa menduduki kursi dan jabatan dalam pemerintahan.
Baca juga: Gaza Masih Memanas, Baca Doa Qunut Nazilah ini Agar Allah SWT Lindungi Palestina
Diakui ke- saksiannya dalam pengadilan, disahkan otonomi komunitas mereka dan dilindungi oleh hukum Islam di sana.
Kaum Yahudi mendapatkan semua kemuliaannya di bawah pemerintahan Islam, sebuah kondisi yang tak bakal bisa mereka dapatkan di Eropa yang mereka sebut tanah pembuangan.
Catatan ini termaktub dalam sebuah buku Jewish Life Under Islam: Yerusalem in the Sixteenth Century karangan Amnon Cohen.