Selasa 24 Dec 2024 21:13 WIB

RS di Gaza Utara Jadi Sasaran Serangan Agresif Israel, Semua Layanan Kesehatan Tutup

Rumah Sakit di Gaza Utara menjadi sasaran agresif pasukan Israel.

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Hafil
Ilustrasi: Serangan Israel ke Jalur Gaza.
Foto: Anadolu Agency
Ilustrasi: Serangan Israel ke Jalur Gaza.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Rumah Sakit di Gaza Utara menjadi sasaran agresif pasukan Israel. Setidaknya ada tiga rumah sakit di Gaza Utara telah dikepung selama lebih dari 80 hari. Sehingga, layanan kesehatan di wilayah tersebut ditutup semua. 

Selama itu, Tim Emergency Medical Team (EMT) MER-C Indonesia telah memberikan bantuan di RS Kamal Adwan, di mana para relawan menyaksikan serangan hebat di lokasi tersebut. Demi keamanan, mereka akhirnya terpaksa meninggalkan RS tersebut.

Baca Juga

Pada Sabtu (21/12/2024) pagi, Direktur RS Kamal Adwan, dr. Hussam Abu Safiya lalu menerima perintah evakuasi melalui pengeras suara langsung di lapangan yang menginstruksikan pemindahan pasien ke RS Indonesia.

Pada Ahad (22/12/2024), staf medis di RS Indonesia melakukan persiapan untuk menerima pasien dari RS Kamal Adwan. Saat ini, RS Indonesia memiliki cukup perlengkapan dalam hal kesediaan ruangan yang bisa menampung pasien-pasien ini. 

Namun, masih ada beberapa kendala, termasuk kendala pengoperasian  di mana hanya satu generator yang dapat berfungsi, dan juga kendala persediaan air, makanan, dan perlengkapan medis yang tidak mencukupi.

Menanggapi situasi tersebut, Ketua Presidium MER-C, dr Hadiki Habib menyerukan kepada masyarakat internasional, para pemimpin dunia, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mengambil beberapa tindakan. 

Pertama, menurut dia, MER-C menyerukan agar melakukan dekonfliksi dan fungsionalitas rumah sakit.  

"Mengingat bahwa IOF telah memerintahkan evakuasi pasien dari Kamal Adwan ke Rumah Sakit Indonesia, sangat penting bahwa RS Indonesia didekonfliksi, diizinkan untuk beroperasi sebagai rumah sakit yang berfungsi, dan memastikan bahwa akses kemanusiaan dijamin untuk memungkinkan pengiriman bantuan," kata Habib dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Selasa (24/12/2024). 

Selain itu, Habib juga menyerukan agar ada jaminan jalur aman untuk pemindahan pasien dari Rumah Sakit Kamal Adwan ke Rumah Sakit Indonesia.

Menurut dia, IOF juga harus mengizinkan Kementerian Kesehatan Palestina dan masyarakat internasional untuk memfasilitasi dan mendukung proses evakuasi pasien.

Mengingat keterbatasan logistik dan waktu dalam memindahkan semua pasien dari Kamal Adwan ke Rumah Sakit Indonesia, lanjut Habib, juga sangat penting bagi Rumah Sakit Kamal Adwan untuk tetap dipertahankan sebagai fasilitas medis yang berfungsi untuk dapat terus memberikan perawatan kepada pasien hingga evakuasi penuh dapat diselesaikan.

"Untuk memastikan penyediaan bantuan medis yang optimal, sangat penting untuk menjamin keselamatan dan keamanan tim medis dan relawan saat mereka menjalankan tugasnya," kata Habib. 

Dia menambahkan, MER-C juga menyerukan pelestarian infrastruktur perawatan kesehatan yang tersisa di Gaza Utara dan dengan tegas menentang pemindahan paksa penduduk dari wilayah tersebut. 

"Dan kami mengutuk semua upaya Pasukan Penjajahan Israel (IOF) untuk menutup rumah sakit dan mengganggu sistem perawatan kesehatan yang ada di Gaza utara," jelas dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement