Kamis 19 Oct 2023 05:55 WIB

Tak Hanya Penjajahan dan Genosida, Israel Juga Tempuh Siasat Ini untuk Kuasai Palestina

Israel juga tingkatkan kesuburan warganya untuk tambah populasi

Rep: Umar Mukhtar / Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi bendera Israel. Israel juga tingkatkan kesuburan warganya untuk tambah populasi
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Ilustrasi bendera Israel. Israel juga tingkatkan kesuburan warganya untuk tambah populasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Seorang perempuan di Israel memiliki kurang dari tiga anak, sampai merasa harus menjelaskannya kepada semua orang. Dan bahkan meminta maaf atas hal tersebut, karena jumlah anaknya di bawah tiga. Inilah yang digambarkan seorang ahli demografi Israel saat menjelaskan upaya Israel meningkatkan kesuburan warganya.

Warga Israel memiliki lebih banyak anak dibandingkan negara-negara kaya lainnya. Menurut laporan The Economist, tingkat kesuburan rata-rata di Inggris adalah 1,6 per perempuan, dan di Prancis 1,8 per perempuan. Namun di Israel mencapai 2,9 per perempuan.

Baca Juga

Keuntungan demografis di Israel dan wilayah pendudukan Palestina mempunyai konsekuensi geopolitik dan ekonomi. Di antara 9,5 juta penduduk Israel, orang-orang Arab pedalaman yang sebagian besar beragama Islam, berjumlah sekitar 21 persen dari total populasi Israel.

Sementara orang Yahudi berjumlah sekitar 74 persen. Namun jika ditambah populasi penduduk di Tepi Barat dan Jalur Gaza, maka mayoritas Yahudi tadi turun menjadi hampir setengahnya. Karena itu, angka kelahiran selalu menjadi hal yang penting, dan para pemimpin Israel dan Palestina selalu berupaya untuk menyelidiki dan meneliti angka tersebut.

Baca juga: Doa Lengkap Ini untuk Mohon Ampunan dari Segala Jenis Dosa

Mantan pemimpin Palestina Yasser Arafat menggambarkan rahim wanita Palestina sebagai senjata paling ampuh rakyat Palestina. Proyeksi demografi menunjukkan bahwa jumlah warga Palestina yang tinggal di antara Sungai Yordan dan Laut Mediterania pada akhirnya akan melebihi jumlah warga Yahudi.

Di sisi lain, Perdana Menteri Israel yang paling lama menjabat, Benjamin Netanyahu, menyadari hal ini dan punya kekhawatiran yang kuat akan hal ini. Pada 2003, dia menyatakan kekhawatirannya karena angka kelahiran warga Palestina yang jauh lebih tinggi. Ini menjadi ancaman yang melemahkan mayoritas Yahudi di Israel.

Perbedaan antara angka kelahiran perempuan Palestina dan angka kelahiran perempuan Israel pada saat itu sangat besar. Ini mengakibatkan semakin lebarnya kesenjangan demografi antara kedua belah pihak.

Para wanita Palestina yang berada di wilayah pedalaman yang diduduki, mempunyai anak hampir dua kali lipat dibandingkan perempuan Israel. Namun dalam beberapa dekade terakhir, ada penurunan angka kelahiran orang Palestina, sedangkan angka kelahiran orang Yahudi Israel meningkat.

Baca juga: Gaza Masih Memanas, Baca Doa Qunut Nazilah ini Agar Allah SWT Lindungi Palestina

Tingkat kesuburan di kalangan warga Palestina pada 1960 adalah 9,3. Namun angka ini menurun pada tahun-tahun berikutnya hingga mencapai 4,7. Bahkan menurun hampir setengahnya.

Lalu terus menurun hingga mencapai 3,0 saat ini. Selain itu, angka kelahiran warga Palestina di Gaza dan Tepi Barat menurun dari 4,6 pada tahun 2003, menjadi 3,8 pada tahun 2019.

Data Pew Research Center menunjukkan bahwa umat Islam memiliki tingkat kesuburan tertinggi dibandingkan seluruh kelompok agama lain di dunia. Tetapi angka ini mengalami penurunan tajam, dari 4,3 pada 1995 menjadi 2,9 pada 2015.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement