Rabu 11 Oct 2023 05:05 WIB

Banjir Dukungan Negara-Negara Arab untuk Perjuangan Palestina

Serangan Hamas memicu gelombang solidaritas bagi Palestina.

Rep: Mabruroh/ Red: Ani Nursalikah
Seorang pendukung Palestina memegang poster saat demonstrasi di Vancouver, Selasa, (10/10/2023)WIB.
Foto: Darryl Dyck/The Canadian Press via AP
Seorang pendukung Palestina memegang poster saat demonstrasi di Vancouver, Selasa, (10/10/2023)WIB.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Di masjid, di stadion sepak bola, dan kota-kota di seluruh dunia Arab menyatakan dukungannya kepada rakyat Palestina. Sentimen pro-Palestina semakin melonjak setelah serangan Hamas yang mengejutkan terhadap Israel, memicu gelombang solidaritas bagi Palestina.

Dari Ramallah hingga Beirut, Damaskus, Baghdad, dan Kairo, orang-orang telah membagikan permen, menari, dan meneriakkan doa untuk mendukung perlawanan terhadap pendudukan Israel atas tanah Palestina yang telah terjadi puluhan tahun lamanya.

Baca Juga

"Sepanjang hidup saya, saya telah melihat Israel membunuh kami, menyita tanah kami dan menangkap anak-anak kami," kata Farah Al-Saadi (52 tahun), seorang penjual kopi dari Ramallah di Tepi Barat yang diduduki Israel.

"Saya senang dengan apa yang dilakukan Hamas," kata pria itu, dilansir dari Arab News, Selasa (10/10/2023).

Al-Saadi mengaku putranya pun berada di tahanan Israel, serta saat ini diliputi rasa takut akan skala kejahatan Israel di Gaza akan semakin meningkat sebagai pembalasan. Serangan mendadak multi-cabang di Israel yang diluncurkan Sabtu oleh kelompok militan Palestina Hamas telah menewaskan ratusan orang di kedua belah pihak.

Israel telah menemukan dedikasi baru untuk tujuan nasional mereka, sementara Palestina dan pendukung Arab mereka juga telah bersatu dalam pertunjukan massal persatuan populer yang langka di wilayah tersebut.

"Saya tidak berpikir ada satu pun orang Palestina yang tidak mendukung apa yang terjadi," kata Issam Abu Bakr, seorang pejabat Palestina di Tepi Barat.

“Serangan Hamas adalah reaksi alami terhadap kejahatan yang dilakukan oleh Israel, yang telah berbalik pada proses negosiasi politik," tambahnya.

Selanjutnya...

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement