Kamis 28 Sep 2023 01:44 WIB

Khutbah Jumat: Membangun Moralitas di Era Bebas

Khutbah jumat seputar moralitas menarik untuk disampaikan ke publik.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Erdy Nasrul
Ilustrasi khutbah Jumat.
Foto:

Moral harus diwujudkan dalam bentuk tindakan bukan tulisan, pelaksanaan bukan kekuasaan, pengalaman bukan hafalan, kenyataan bukan Penataran, esensi bukan teori, realitas bukan identitas, dan seterusnya. Keberadaannya tidak bisa dibuat-buat, dipalsukan atau sekedar simbolik. Canggihnya teori, banyaknya ajaran, tingginya jabatan, indahnya paras wajah dan melimpahnya harta, tidak menjamin baiknya moral seseorang. Bisa jadi orang miskin lebih bermoral ketimbang mereka yang berduit, rakyat jelata lebih bermoral ketimbang pejabat.  

Jamaah Jumat rahimakumullah. 

Lalu apa yang harus kita dilakukan untuk membangun moralitas di tengah era yang bebas ini? Diantaranya meneladani kepribadian nabi SAW. Beliau telah memberi contoh kepada kita bagaimana mengatur negara yang baik dan masyarakat yang bermoral. Rasulullah selalu menekankan aspek kebaikan, kejujuran, kesalehan, dan keadilan bagi semua kalangan, tanpa memandang warna kulit, keyakinan serta ras.  

Selain itu Rasulullah selalu berpesan agar umatnya tidak menuruti hawa nafsu. Karena hawa nafsu sumber kemungkaran dan kemerosotan akhlak. Orang akan mudah melakukan korupsi, menipu, dan kemungkaran sosial lainnya, jika terlalu menuruti nafsu rakusnya. Bahkan Rasulullah mengancam status umatnya yang tidak bisa mengendalikan hawa nafsu. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Amr bin Ash, nabi berkata:  

  لَايُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يَكُونَ هَوَاهُ تَبَعًا لِمَا جِئْتَ بِهِ.

Tidak sempurna iman seseorang di antara kalian sehingga hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa.  

Jamaah Jumat yang dirahmati Allah. 

Akhlak yang baik dimulai dari diri kita sendiri. Oleh karena itu, kita kembangkan sikap empati, yakni menjunjung tinggi nilai-nilai moral, meningkatkan kepekaan terhadap orang lain, dan berusaha memahami sesuatu dari sudut pandang orang lain. Tumbuhkan hati nurani yakni membangun moral seseorang, memberikan ajaran kebaikan padanya, dan membantunya untuk membedakan mana yang benar dan mana yang salah.  

Demikianlah khutbah Jumat kali ini. Semoga dengan peringatan maulid nabi ini dapat membawa perubahan dalam tingkah laku kita. Peringatan maulid bukan hanya sekedar formalitas atau seremonial belaka. Lebih dari itu, peringatan maulid sebagai sarana bagi kita untuk menambah wawasan tentang kehidupan nabi SAW. Kemudian mengamalkan dan mengkontekstualkan dalam kehidupan sehari-hari.  

بَارَكَ اللَّهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيهِ مِنَ الْآيَاتِ وَذِكَرَ الْحَكِيمَ وَتَقَبَّلْ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ . أَقُولُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ الْعَظِيمَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِ وَالْمُؤْمِنَاتِ فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورَالرَّحِيمُ..

 

(Sumber: Materi Khutbah Jumat Sepanjang Tahun karya Muhammad Khatib penerbit Pustaka Media, halaman 45-50)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement