Senin 18 Sep 2023 06:39 WIB

Israel Tutup Akses Muslim ke Masjid Ibrahimi di Hebron

Masjid Ibrahimi berdekatan dengan Makam Nabi Ibrahim dan keluarganya.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Erdy Nasrul
Masjid Ibrahimi
Foto: .
Masjid Ibrahimi

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Israel telah menutup Masjid Ibrahimi di kota Hebron, Tepi Barat. Menurut direktur masjid, hal ini dilakukan untuk menandai hari raya Yahudi.

“Pasukan Israel menutup Masjid Ibrahimi pada Jumat malam untuk jamaah Muslim, sementara itu dibuka untuk pemukim Israel,” kata Ghassan al-Rajabi dikutip di Anadolu Agency, Senin (18/9/2023). Al-Rajabi mengatakan masjid tetap ditutup hingga Sabtu malam.

Baca Juga

Pemukim Israel dilaporkan akan merayakan hari raya Rosh Hashanah dari 15 September hingga 17 September tahun ini. Mereka juga akan memperingati hari raya Sukkot pada akhir September dan hari raya Simhat Torah pada 6 Oktober.

Selama hari raya Yahudi tersebut, tentara Israel akan menutup masjid bagi umat Islam hingga sepuluh hari dalam setahun.

Dipuja oleh umat Islam dan Yahudi, kompleks Masjid Ibrahimi di Hebron diyakini sebagai tempat pemakaman nabi Ibrahim, Ishak, dan Yakub.

Setelah pembantaian 29 jamaah Palestina di dalam masjid pada tahun 1994 oleh pemukim ekstremis Yahudi, Baruch Goldstein, pihak berwenang Israel membagi kompleks masjid antara jamaah Muslim dan Yahudi.

Komite Warisan Dunia UNESCO memutuskan pada Juli 2017 untuk memasukkan Masjid Ibrahimi dan kota tua Hebron ke dalam Daftar Warisan Dunia.

Hebron merupakan rumah bagi sekitar 160.000 Muslim Palestina dan sekitar 500 pemukim Yahudi. Pemukim Yahudi banyak yang tinggal di serangkaian daerah kantong khusus Yahudi, yang dijaga ketat oleh pasukan Israel.

Akhir-akhir ini, upaya yang dilakukan Israel untuk membatasi akses Muslim semakin meningkat, bahkan untuk menuju Masjid Al-Aqsa. Media lokal melaporkan pasukan pendudukan Israel menyerang jamaah Muslim secara brutal, Ahad (17/9/2023) pagi.

Kejadian ini berlangsung di Bab as-Silsila (Gerbang Rantai), salah satu pintu masuk utama ke kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem yang diduduki.

Pasukan pendudukan disebut melakukan serangan secara fisik dan memukuli tiga jamaah. Termasuk di dalamnya adalah seorang pria lanjut usia dan seorang wanita lanjut usia, di dekat Gerbang Rantai.

Penganiayaan dengan kekerasan ini terjadi setelah ketiganya melakukan protes damai terhadap pemukim Israel, yang diketahui meniup terompet di pintu masuk Masjid Al-Aqsa.

Insiden itu terjadi menyusul pasukan pendudukan Israel yang meningkatkan kehadiran mereka di sekitar Masjid Al-Aqsa di Yerusalem yang diduduki.

Mereka berupaya menghalangi jamaah Muslim mengakses halaman masjid dan menghalangi masuknya warga Palestina dan pelajar ke kompleks tersebut. Ini merupakan bagian dari upaya mereka memfasilitasi masuknya pemukim Yahudi Israel di Rosh Hasanah.

Saat fajar, sejumlah jamaah Muslim dilaporkan berkumpul di tempat suci tersebut setelah shalat Subuh. Mereka menyuarakan ketidaksetujuannya terhadap provokasi dan intrusi pemukim Israel ke kompleks Masjid Al-Aqsa.

Insiden ini seolah kembali menyoroti pelanggaran yang sedang berlangsung terhadap kesucian Masjid Al-Aqsa, oleh pasukan pendudukan dan pemukim Israel. Kondisi ini juga meningkatkan kekhawatiran tentang keamanan dan kebebasan beribadah bagi Muslim Palestina, di salah satu situs paling suci mereka.

Pasukan pendudukan Israel beberapa hari terakhir meningkatkan kehadiran mereka di sekitar Masjid Al-Aqsa di Yerusalem. Sementara Muslim dihalangi, sejumlah pemukim Yahudi Israel memasuki kompleks tersebut dalam kelompok terpisah. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement