Senin 11 Sep 2023 15:45 WIB

Jelang Hari Santri, RMI Kebumen Tekankan Jaga Kerukunan di Tahun Politik

Hari santri jadi kebanggaan seluruh pesantren dan ulama.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Erdy Nasrul
Ilustrasi kegiatan santri di pesantren.
Foto: Dok Pemkot
Ilustrasi kegiatan santri di pesantren.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI) Kebumen berharap para santri senantiasa menjaga persatuan dan kesatuan menjelang Hari Santri Nasional (HSN) dan Pemilu 2024. HSN diperingati pada setiap 22 Oktober dan Pemilu 2024 dilaksanakan pada 14 Februari 2024 mendatang.

Hal itu disampaikan Ketua RMI Kebumen Gus Fachrudin Ahmad Nawawi, mengingat HSN kali ini berbeda dengan biasanya karena pelaksanaan HSN tahun ini ada dalam momentum menjelang pelaksanaan Pemilu 2024.

Baca Juga

"Momentum Pemilu merupakan hajat besar bagi bangsa Indonesia. Namun demikian, pemilu juga dapat menimbulkan gesekan akibat perbedaan pilihan," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima, Ahad (10/9/2023).

Gus Fachrudin menjelaskan, Hari Santri adalah hari untuk memperingati peran besar kaum kiai dan santri dalam berjuang melawan penjajah, dengan resolusi jihad Mbah KH Hasyim Asy'ari pada 22 Oktober. Tanggal tersebut kemudian diabadikan sebagai Hari Santri Nasional, yang ditetapkan pada 22 Oktober.

"Hari santri adalah hari untuk memperingati perjuangan Kiai dan Santri. Untuk itu, sudah selayaknya semangat dan nilai-nilai perjuangan kembali diasah pada peringatan HSN ini," ujar pengasuh Ponpes Al Hasani itu.

Gus Fachrudin mengatakan, kiai dan santri mempunyai peranan penting dalam merebut kemerdekaan dan pembangunan bangsa. Dalam hal ini, peran aktif kiai dan santri dalam membangun sumber daya manusia (SDM) di negara ini sangatlah nyata.

"Refleksi dan ingat kembali pada sejarah sangat penting. Ingatan sejarah akan memberikan bekal bagi para santri pada zaman modern untuk selalu berbenah, memperbaiki kualitas diri demi kemajuan bangsa Indonesia ke depan," kata dia.

Terkait tahun politik, Gus Fachru, sapaan akrabnya, menegaskan agar santri selalu menjaga kerukunan, keutuhan, persatuan dan kesatuan. Jangan sampai momentum politik membuat para santri terpecah belah.

"Pemilu hanya momentum politik lima tahunan. Namun, persatuan dan keutuhan santri saklawase. Jangan sampai kepentingan saklawase rusak gegara momentum lima tahunan," ujar Gus Fachru, yang juga merupakan Ketua FSI Kebumen.

Dia menambahkan, menggunakan hak pilih pada Pemilu adalah hak setiap warga negara Indonesia yang telah memiliki hak pilih. Sedangkan, perbedaan pilihan merupakan bagian dari dinamika politik itu sendiri, di mana negara Indonesia menganut asas demokrasi.

"Sekali lagi, keaktifan santri dalam pembangunan SDM serta menjaga kesatuan dan persatuan harus senantiasa terjaga," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement