Senin 11 Sep 2023 15:23 WIB

Mengenal Santri Kalong, Apakah Masih Ada di Pesantren?

Santri kalong juga memiliki peran yang cukup berarti dalam pendirian pesantren.

Rep: Muhyiddin/ Red: Ani Nursalikah
Santri melakukan tadarus Alquran.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Santri melakukan tadarus Alquran.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam dunia pesantren terdapat dua macam santri, yaitu santri mukim dan santri kalong. Santri mukim biasanya berasal dari daerah jauh dan menetap dalam lingkungan asrama pesantren. Sementara, santri kalong hanya berasal dari desa-desa sekitar pondok pesantren.

Istilah santri kalong terdiri dua suku kata. Santri berarti seorang murid yang belajar di pesantren. Sedangkan kalong berasal dari bahasa Jawa yang berarti kelelawar besar yang biasanya akan melakukan aktivitasnya di malam hari.

Baca Juga

Kata kalong dinisbatkan pada santri karena dulunya santri jenis ini hanya akan berakitivitas di malam hari dengan mengaji pesantren. Sedangkan pada siang harinya mereka membantu orang tua di rumah atau menjalankan aktivitas lainnya.

“Istilah santri kalong itu memang sudah dikenal sejak ada pesantren itu. Jadi, santri kalong itu istilahnya untuk masyarakat sekitar yang memang mereka satu sisi butuh untuk belajar agama di pesantren yang ada kiainya. Di sisi yang lain, mereka juga butuh membantu orang tuanya,” ujar salah satu kiai Ponpes Tebuireng Jombang, KH Nur Hannan kepada Republika.co.id, Senin (11/9/2023).

Ditelisik dari sejarah pesantren di nusantara, santri kalong ini juga memiliki peran yang cukup berarti dalam pendirian pesantren. Karena, merekalah yang pertama kali mengaji kepada para kiai yang baru ingin mendirikan pesantren. Sehingga, pesantren itu bisa berkembang.

Direktur (Mudir) Ma'had Aly Hasyim Asy'ari Tebuireng ini menjelaskan, pada zaman dulu santri kalong ini biasanya hanya akan mengikuti kegiatan mengaji di pesantren. Setelah selesai mengaji, mereka akan kembali ke rumahnya masing-masing.

“Awal-awal berdirinya pesantren itu kan memang rata-rata juga diawali dari santri kalong. Dulu waktu Mbah Hasyim (pendiri Ponpes Tebuireng) mendirikan, jumlah santri pertama juga tidak banyak, jadi ada delapan orang santri,” ucap Kiai Hannan.

Menurut dia, santri kalong diizinkan...

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement