Perang Geger Sepehi Hingga Ditutupnya Plengkung Madyasura (Buntet)
Salah satu sudut benteng ini kemudian hancur saat Perang Geger Sepehi pada 20 Juni 1812. Tak cukup datang menyerbu, bala tentara Inggris datang untuk kemudian menjarah kekayaan keraton seperti melucuti permata di baju Sultan, dan membawa kitab-kitab Jawa yang ada di keraton hingga berpuluh-puluh gerobak. Barang jarahan itu dibawa ke Inggris melalui pelabuhan Semarang.
Selain itu, bala tentara Inggris meledakkan gudang mesiu yang berada di Pojok Beteng Timur Laut. Perang ini juga membuat Plengkung Madyasura ditutup secara permanen sebagai bagian dari strategi pertahanan, setelah sebelumnya pihak Keraton Yogyakarta mendengar bahwa pasukan musuh berencana masuk melalui plengkung tersebut.
Pintu masuk ke dalam benteng di sisi timur baru dibuka lagi tahun 1923, dengan dibongkarnya Plengkung Madyasura atas perintah Sri Sultan Hamengku Buwono VIII (1921-1939). Sejak masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono VIII ini pula plengkung tidak pernah lagi ditutup. Bahkan, demi memperlancar lalu lintas, Plengkung Jagasura dan Plengkung Jagabaya dirombak menjadi gapura terbuka.