Ahad 30 Jul 2023 22:38 WIB

Sekjen MUI Apresiasi Resolusi PBB Kecam Kekerasan pada Alquran

Pembakaran Alquran menunjukkan buruknya Islamofobia.

Demonstran mengangkat tangan dan mengangkat Alquran saat mereka menghadiri protes menentang pembakarannya di Swedia.
Foto:

Tindakan lebih lanjut juga sedang dipertimbangkan sebagai tanggapan atas tindakan provokatif berulang yang mewakili kebencian dan intoleransi agama yang disengaja. 

Arab Saudi memanggil diplomat Denmark untuk memprotes penodaan kitab suci Alquran oleh kelompok ekstrem kanan di Kopenhagen. 

Baca juga: Ketika Kabah Berlumuran Darah Manusia, Mayat di Sumur Zamzam, dan Haji Terhenti 10 Tahun

Pejabat Kementerian Luar Negeri Saudi menyampaikan nota protes yang mendesak diakhirinya tindakan tercela yang melanggar semua ajaran agama, hukum dan norma internasional serta dapat memicu kebencian antar agama itu. 

Kelompok sayap kanan Danske Patrioter pada Senin (24/7/2023) lalu memposting sebuah video di mana seorang pria terlihat menodai dan membakar apa yang tampaknya merupakan salinan Alquran. Hal ini kemudian memicu kemarahan di dunia Muslim.

Selain itu Arab Saudi juga mengecam Salwan Momika yang berbasis di Swedia di mana pada bulan lalu dia membakar halaman kitab suci Alquran di luar masjid utama Stockholm.

Baca juga: Israel Ingatkan Swedia Jangan Sampai Ada Pembakaran Taurat

Tidak hanya Arab Saudi, Pakistan juga mengecam tindakan islamofobia dengan mengutuk keras penodaan Alquran dan penodaan bendera Pakistan di depan Kedutaan Besar Pakistan di Kopenhagen, Denmark. 

"Protes keras telah diajukan ke Pemerintah Denmark. Kami berharap pihak berwenang Denmark mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk menghentikan tindakan kebencian dan hasutan seperti itu," kata Kementerian Luar Negeri Pakistan dalam sebuah pernyataan.

 

Kementerian tersebut menyampaikan, maksud dari tindakan jahat itu menghina dua miliar Muslim di seluruh dunia dan menciptakan gesekan di antara komunitas, budaya, dan negara. Pakistan akan terus mengangkat narasi tentang Islamofobia di tingkat internasional.  

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement