REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI – Pernyataan pemimpin Kongres Rahul Gandhi bahwa Liga Muslim adalah partai sekuler telah memicu pertengkaran besar antara partainya dan saingannya Bharatiya Janata Party (BJP).
Pernyataan ini disampaikan Rahul saat menjawab pertanyaan dalam sebuah wawancara di Washington DC National Press Club di Amerika Serikat pada 1 Juni 2023.
Dilansir dari Times of India pada Senin (5/6/2023), Pewawancara bertanya kepadanya, "Anda berbicara tentang sekularisme dalam demokrasi. Anda menentang partai Hindu BJP. Namun, Kongres di Kerala telah beraliansi dengan partai Muslim ‘Liga Muslim’ di Kerala, negara bagian tempat Anda berada, Anda adalah anggota parlemen, maaf."
Menanggapi pertanyaan tersebut, Rahul membela Liga Muslim dengan menyebutnya sebagai partai yang sepenuhnya sekuler.
"Liga Muslim adalah partai yang sepenuhnya sekuler. Liga Muslim tidak ada yang non-sekuler. Saya pikir orang (yang mengirim pertanyaan) belum mempelajari Liga Muslim," katanya.
“Liga Muslim Persatuan India (IUML) adalah mitra Front Demokratik Bersatu (UDF) dan mereka bersama-sama menentang Partai Komunis India (Marxis) (CPM) yang dipimpin Front Demokratik Kiri (LDF), yang berkuasa di selatan Negara,” kata Rahul.
Rahul adalah anggota parlemen Lok Sabha dari Wayanad di Kerala dari 2019 hingga kemudian dia didiskualifikasi awal tahun ini setelah tersandung kasus pencemaran nama baik.
Menteri Informasi dan Penyiaran India, Anurag Thakur menyebut pernyataan Rahul sebagai anti-India. Dia menuduh Rahul sengaja memfinah citra negara setiap kali dia pergi ke luar negeri.
Baca juga: Terpikat Islam Sejak Belia, Mualaf Adrianus: Jawaban Atas Keraguan Saya Selama Ini
Menteri Ilmu Bumi Indiia, Kiren Rijiju, turut memperdebatkan pernyataan Rahul dan menuliskan di Twitter. “Liga Muslim Jinnah adalah partai sekuler? Partai yang bertanggung jawab atas pemisahan India berdasarkan agama adalah partai sekuler? Sangat disayangkan bahwa sebagian orang di India masih menganggap orang yang mendukung Liga Muslim sebagai sekuler!"
Rijju lebih lanjut menuduh Rahul hanya memiliki satu pekerjaan, yaitu melecehkan Narendra Modi secara verbal dan mencemarkan nama baik Negara, baik di dalam maupun luar negeri.
"Saya tidak mengerti mengapa dia sangat membenci PM Modi dan berbicara menentang negara. Dia harus tahu bahwa negara ini memberi keluarganya segalanya, orang biasa bahkan tidak bisa membayangkannya. Rahul Gandhi tidak dapat menoleransi orang biasa menjadi PM negara. Bahasanya dan cara dia berbicara tidak dianggap serius oleh siapa pun,” kata Rijiju.