REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Sebuah aksi percobaan serangan pembakaran masjid terjadi di Kota Dresden, Jerman, Selasa (9/5/2023). Polisi setempat pun langsung meluncurkan penyelidikan.
Seorang pria berusia 34 tahun disebut menumpahkan cairan yang mudah terbakar di dalam Masjid Fatih. Ia mencoba membakar bangunan itu.
Dalam sebuah pernyataan, polisi menyebut usai melakukan aksinya ia pun melarikan diri dari tempat kejadian. Namun, tidak lama kemudian ia berhasil ditangkap di rumahnya.
Dilansir di Anadolu Agency, Kamis (11/5/2023), pernyataan yang sama juga menyebut tidak ada yang terluka dalam aksi tersebut. Tetapi api kecil yang muncul menyebabkan beberapa kerusakan.
Ketua Yayasan Masjid Ramazan Yildirim mengatakan pelaku penyerangan merupakan sosok yang dikenal oleh polisi. Aksi itu merupakan percobaan pembakaran keduanya dalam sebulan yang menargetkan masjid.
Kelompok organisasi Turki-Muslim DITIB telah meminta otoritas Jerman mengambil tindakan yang diperlukan untuk melindungi komunitas Muslim.
“Kami sangat sedih dan prihatin dengan serangan seperti itu, yang menargetkan masjid kami. Kami berharap pihak berwenang mengambil semua tindakan yang diperlukan dan berharap serangan seperti itu akan berakhir,” kata anggota dewan penasehat DITIB, Emre Simsek.
Aksi rasisme dan Islamofobia di Jerman telah mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini diprediksi dipicu oleh propaganda kelompok sayap kanan, yang mengeksploitasi krisis pengungsi dan berusaha menimbulkan ketakutan terhadap imigran.
Menurut data terbaru, polisi mencatat setidaknya 610 kejahatan rasial Islamofobia tahun lalu di seluruh negeri. Berdasarkan data yang ada, sekitar 62 masjid mengalami serangan antara Januari dan Desember tahun lalu. Tidak hanya itu, sedikitnya 39 orang terluka karena kekerasan anti-Muslim.
Angka tersebut juga termasuk puluhan kejahatan rasial terhadap Muslim, kasus intimidasi, vandalisme dan perusakan properti. Sebuah negara berpenduduk lebih dari 84 juta orang, Jerman memiliki populasi Muslim terbesar kedua di Eropa Barat setelah Prancis. Menurut angka resmi, negara ini adalah rumah bagi hampir 5 juta Muslim.