REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) melalui BAZNAS Tanggap Bencana (BTB) membantu kebutuhan sejumlah warga negara Indonesia (WNI) korban konflik Sudan yang telah dipulangkan. Saat ini, WNI yang dipulangkan dari Sudan sudah berada di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta.
Bantuan BAZNAS yang disalurkan, Sabtu (29/4/2023), berupa kebutuhan air mineral, Layanan Dapur Air dan kebutuhan mendesak lainnya seperti pakaian ganti, biaya kepulangan bagi WNI yang keluarganya tidak dapat dihubungi. Kemudian, biaya pengobatan bagi yang dirujuk ke rumah sakit.
Komandan Lapangan BAZNAS Tanggap Bencana Taufik Hidayat mengatakan, penyaluran bantuan dilakukan berdasarkan assesment tim BAZNAS Tanggap Bencana terhadap 387 pengungsi WNI sehari sebelumnya atau pada saat kedatangan. Menurut Taufik, saat ini sebagian pengungsi sudah kembali ke rumah masing-masing.
"Namun menurut informasi akan ada kedatangan kloter kedua pada hari Minggu tanggal 30 April 2023 dengan jumlah WNI sebanyak 300 orang," ujarnya, dalam keterangan tertulis, Ahad (30/4/2023).
Pimpinan BAZNAS RI Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan Saidah Sakwan mengatakan, penyaluran sejumlah bantuan terhadap WNI pengungsi korban konflik Sudan merupakan respon BAZNAS terhadap bencana kemanusiaan yang menimpa saudara-saudara kita.
"Ini merupakan bagian dari tanggung jawab BAZNAS untuk membantu saudara-saudara kita yang terkena musibah, dalam hal ini WNI korban konflik di negara lain. Tim BAZNAS selalu memastikan penyaluran bantuan dilakukan dengan maksimal, cepat dan tepat sasaran dengan dilakukannya asesmen sebagai langkah pertama," ujarnya.
Sebelumnya, sebanyak 387 WNI dievakuasi dari Sudan. Kedatangan mereka disambut oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan pejabat lain di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Jumat (28/4/2023). Setiba di Jakarta, para pengungsi diinapkan sementara di Asrama Haji Pondok Gede, Bekasi Jawa Barat sebelum dipulangkan ke daerah masing-masing.
Kedatangan WNI pengungsi dari Sudan ini merupakan evakuasi tahap pertama. Pemulangan WNI selanjutnya akan dilakukan secara bertahap. Sudan tengah bergejolak lantaran pasukan paramiliter Rapid Support Forces (RFS) dan pasukan keamanan bertempur memperebutkan kekuasaan sejak 15 April lalu.
Pertempuran terjadi di Ibu Kota Sudan, Khartoum yang mengakibatkan sejumlah wilayah di Khartoum mengalami krisis air, listrik, hingga logistik. Sejumlah negara telah melakukan evakuasi terhadap warga negaranya yang tinggal di Sudan, termasuk Indonesia.