Kamis 27 Apr 2023 04:30 WIB

Kurikulum Sesuai Kemenag, Pesantren Al Zaytun Dapat Dana BOS Rp 1 Miliar Setiap Tahun

Setiap tahun Pesantren Al Zaytun dapat dana BOS Rp 1 miliar per tahun.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Muhammad Hafil
Kurikulum Sesuai Kemenag, Pesantren Al Zaytun Dapat Dana BOS Rp 1 Miliar Setiap Tahun. Foto:  Kasubag TU Kemenag Kabupaten Indramayu, Aan Fathul Anwar, saat menanggapi tentang sholat Idul fitri di Ponpes Al Zaytun.
Foto: Republika/Lilis Sri Handayani
Kurikulum Sesuai Kemenag, Pesantren Al Zaytun Dapat Dana BOS Rp 1 Miliar Setiap Tahun. Foto: Kasubag TU Kemenag Kabupaten Indramayu, Aan Fathul Anwar, saat menanggapi tentang sholat Idul fitri di Ponpes Al Zaytun.

REPUBLIKA.CO.ID,INDRAMAYU – Semua jenjang pendidikan yang ada di Mahad Al-Zaytun Indramayu dipastikan menerapkan kurikulum dari Kementerian Agama (Kemenag). Kualitas pendidikan di pondok pesantren itu pun dinilai bagus dan layak untuk ditularkan kepada yang lainnya.

Adapun jenjang pendidikan yang berada di bawah binaan Kemenag itu terdiri atas Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), Madrasah Aliyah (MA) ataupun pondok pesantren.

Baca Juga

Hal itu disampaikan Kasubag TU Kantor Kemenag Kabupaten Indramayu, Aan Fathul Anwar. Dia menyatakan, pihaknya selama ini melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap semua jenjang pendidikan yang ada di Mahad Al-Zaytun.

"Semua tingkatan pendidikan di sana (kualitasnya) bagus semuanya, ada MI, MTs, MA dan ponpes. Kurikulum yang mereka terapkan sesuai dengan kurikulum dari Kemenag,’’ kata Aan, saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (26/4/2023).

Aan mengatakan, pihak Mahad Al-Zaytun memiliki rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan dokumen kurikulum. Setiap tahun, RPP dan dokumen itu ditandatangani oleh Kemenag Indramayu untuk MI dan MTs. Sedangkan untuk MA, kewenangannya di Kemenag provinsi.

‘’Kurikulumnya dari Kemenag karena Al Zaytun itu dapat dana BOS (bantuan operasional sekolah). Kalau (kurikulumnya) tidak sesuai, saya tarik BOS-nya. Al-Zaytun setiap tahun dapat dana BOS lebih dari Rp 1 miliar untuk semua tingkatannya,’’ kata Aan.

Di samping kurikulum baku yang ditetapkan Kemenag, Aan mengakui, Mahad Al-Zaytun juga menerapkan ‘suplemen’ dalam pembelajaran kepada para santri mereka. Selama ini, Kemenag juga melakukan pengawasan terhadap suplemen pembelajaran terhadap para santri di sana.

Aan menyebutkan, ‘suplemen’ yang diberikan kepada para santri di Mahad Al-Zaytun, di antaranya berupa penerapan bahasa Inggris dan bahasa Arab. Selain itu, juga teknologi informasi atau IT.

 ‘’Untuk suplemen, kita berikan kebebasan kepada masing-masing lembaga pendidikan. Yang penting kurikulum bakunya diterapkan. Dan mereka (Al-Zaytun) ikuti semua (ketentuan Kemenag),’’ kata Aan.

Aan menambahkan dengan kualitasnya yang bagus, Mahad Al-Zaytun sebenarnya memberikan banyak kontribusi terhadap peningkatan mutu pembelajaran. Dia bahkan pernah meminta kepada pihak Mahad Al-Zaytun untuk menularkan kualitasnya yang bagus itu ke lembaga pendidikan lainnya.

"Saya kan tantang, Al-Zaytun kan bagus nih. Coba sih di-share ke kita yang ada di madrasahnya. Kalau punya sesuatu yang baik itu tularkan, jangan untuk sendiri saja. Seperti misalnya untuk peningkatan mutu guru. Dan mereka jawab, mangga (silakan),’’ kata Aan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement