Senin 03 Apr 2023 19:00 WIB

Gubernur Khofifah Kagumi Arsitektur Bangunan Masjid Jami' Sumenep

Gubernur Khofifah berharap masjid Jami' Sumenep jadi sumber kearifan Islam

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Belum lama ini Khofifah meresmikan Masjid Jami' Sumenep.
Foto:

Ziarah ke Makam Para Raja Sumenep

Usai menjalankan salat tarawih, Gubernur Khofifah melanjutkan rangkaian Safari Ramadhan di Kabupaten Sumenep dengan berziarah ke Asta Tinggi yang terletak di dataran tinggi Kabupaten Sumenep, yakni di Jalan Asta Tinggi, Temor Lorong, Kebunagung, Kecamatan Kota Sumenep, Kabupaten Sumenep.

Dalam bahasa Madura, Asta Tinggi juga disebut dengan Asta Raja atau 'makam pangradja', baik dari keturunan maupun kerabatnya. Makam tersebut milik Pangeran Anggadipa dan menjadi makam pertama di kompleks pemakaman Asta Tinggi.

Pangeran Anggadipa sendiri merupakan putra dari Adipati Jepara yang diutus oleh Kerajaan Mataram untuk menjaga dan mengatur pemerintahan Kerajaan Sumenep ketika terjadi kekosongan pemimpin.

Makam Asta Tinggi dibangun sekitar tahun 1750 Masehi dengan areal kompleks makam berukuran 112,2 meter x 109,25 meter.

Kawasan pemakaman Asta Tinggi rencana awalnya dibuat oleh Panembahan Somala dan dilanjutkan oleh Sultan Abdurrahman Pakunataningrat I dan Panembahan Natakusuma II.

Selain sebagai peristirahatan terakhir raja-raja dari dinasti kerajaan Sumenep dan keturunannya, Asta Tinggi ini juga menyimpan banyak sejarah dan hal menarik.

Di antaranya adanya empat kubah besar yang menaungi makam dan menjadi ikon utama yang disebut Asta Induk.

Setiap kubah tersebut menjadi tempat peristirahatan terakhir raja-raja dari dinasti Sumenep beserta istri-istrinya, yaitu Kubah Pangeran Panji Pulang Jiwo, Kubah Panembahan Sumolo, Kubah Tumenggung Tirtonegoro, Kubah Pangeran Djimat alias Pangeran Akhmad atau Kanjeng Aryo Cokronegoro.

"Jadi disini adalah makam dari para raja dan istri-istri dari raja Sumenep," katanya.

Sementara itu arsitektur bangunan yang ada di makam tersebut dipengaruhi oleh kebudayaan Belanda, Arab, China maupun Jawa. Namun yang masih nampak menonjol adalah kebudayaan Hindu.

"Ziarah ke Asta Tinggi Sumenep itu selain sebagai wisata spiritual tetapi juga bernilai sejarah yang sangat kental," kata gubernur.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement