Kamis 02 May 2024 17:00 WIB

Dukung Kelanjutan Merdeka Belajar, Menag: Memanusiakan Manusia

Menag menilai Merdeka belajar upaya mencerdaskan bangsa.

Rep: Muhyiddin/ Red: Erdy Nasrul
Menteri Agama RI KH Yaqut Cholil Qoumas.
Foto: Republika/Mabruroh
Menteri Agama RI KH Yaqut Cholil Qoumas.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas atau yang akrab dipanggil Gus Men mendukung kelanjutan program Merdeka Belajar. Menurut dia, semangat program ini adalah memanusiakan manusia karena memberi ruang pembelajaran sesuai keragaman karakter siswa.

"Merdeka Belajar berangkat dari semangat memanusiakan manusia. Saya mendukung program ini untuk dilanjutkan," ujar Gus men di Jakarta, Kamis (2/5/2024).

Baca Juga

Pesan ini disampaikan pada Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang diperingati setiap 2 Mei berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 67 Tahun 1961 tentang Hari-hari Nasional yang Bukan Hari Libur. Hardiknas tahun ini mengusung tema, "Bergerak Bersama, Lanjutkan Merdeka Belajar". 

Gus Men menuturkan, tugas mencerdaskan kehidupan bangsa menjadi amanah UUD 1945. Karenanya, semangat merdeka belajar sangat penting dan relevan. Menurut dia, Merdeka Belajar memberi kesempatan yang lebih luas bagi siswa dalam mengeksplorasi minat dan bakat. 

"Mereka dapat memilih jalur pendidikan yang sesuai. Ini diharapkan menumbuhkan semangat belajar dan mengakselerasi kemajuan bangsa," ucap Gus Men.

"Setiap orang berhak mendapat pendidikan. Sudah seharusnya semua pihak bergerak bersama untuk melanjutkan merdeka belajar yang telah digagas pemerintah," kata dia.

Selain fungsi keagamaan, kata Gus Men, Kemenag juga mengemban tugas pendidikan agama dan keagamaan. Data per Desember 2023, Kemenag membina sekitar 86.343 madrasah, negeri dan swasta. Total ada 10.462.392 siswa dari jenjang dasar hingga menengah. 

"Ada juga santri Pendidikan Diniyah Formal, Pendidikan Kesetaraan, dan Pendidikan Muadalah pada pondok pesantren yang jumlahnya juga ratusan ribu," jelas Gus Men.

"Ini belum termasuk siswa pada lembaga pendidikan agama dan keagamaan Kristen. Katolik, Hindu, Buddha, dan Khonghucu yang juga dibina Kemenag," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement