Kamis 09 Mar 2023 11:10 WIB

Pelajar MAN IC Bangka Tengah Ciptakan Robot Pemilah Sampah

MAN IC terus menggali potensi muridnya untuk dikembangkan dan jadi bekal masa depan.

Para murid MAN Insan Cendekia. Belum lama ini ada murid MAN IC di Bangka yang menemukan robot pemilah sampah.
Foto: dok. MAN Insan Cendekia
Para murid MAN Insan Cendekia. Belum lama ini ada murid MAN IC di Bangka yang menemukan robot pemilah sampah.

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKA BELITUNG -- Pelajar Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia (MAN IC) Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, berhasil menciptakan robot pemilah sampah secara otomatis.

Kepala Bidang Pendidikan Madrasah Kantor Wilayah Kementerian Agama Bangka Belitung Parija di Namang, Selasa, mengatakan, robot pemilah sampah (rompik) merupakan suatu terobosan yang membuktikan kecintaan pelajar MAN IC Bangka Tengah pada lingkungan.

Baca Juga

"MAN IC Bangka Tengah adalah madrasah ramah anak dan lingkungan, robot rompik tentunya sebagai bukti dan ini patut diapresiasi dan didukung," ujarnya.

Pembina tim robotik MAN IC Bangka Tengah Andri Wijaya, mengatakan robot yang diberi nama rompik ini dapat memilah sampah organik dan anorganik yang rancang menggunakan image prosessing artificial intelegence (AI).

Gagasan membuat rompik bermula dari penelitian pelajar tentang sampah anorganik yang dapat diolah menjadi bahan bakar dan pembuatan pupuk.

"Mulanya ada penelitian siswa kita yang menemukan bahwa sampah anorganik dapat diolah mejadi bahan bakar dan pupuk," sebutnya.

Kemudian atas dasar itu, kata dia tim robotik ingin memudahkan pemilahan sampah sehingga muncul gagasan untuk membuat robot pemilah sampah organik dan anorganik," ujarnya.

Pembuatan rompik kata Andre juga untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya memilah sampah.

"Selama ini masyarakat masih belum sadar bahwa sampah harus dipilah sesuai dengan jenisnya untuk memudahkan proses penguraian dan daur ulang, namun yang paling penting tentunya demi kelestarian lingkungan dan kesehatan," kata Sarjana Teknik Elektro Universitas Indonesia itu.

Rifa Putra Pratama dan Nabhaan Khadrhah Hibatullah yang merancang rompik mengatakan tidak mengalami kendala saat proses pembuatan.

"Tidak ada kendala, hanya sedikit kesulitan mencari beberapa alat yang dibutuhkan dan beberapa kali percobaan untuk penyempurnaan sehingga rompik bekerja dengan baik," jelas Rifa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement