REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ulama Turki, Badiuzzaman Said Nursi, mengibaratkan hakikat keimanan seperti bagunan besar.
Menurut Nursi, sebuah bangunan yang besar memiliki ratusan pintu yang terkunci. Bangunan tersebut baru bisa dimasuki dengan membuka salah satu pintu darinya.
Dengan membuka pintu tersebut, pintu-pintu yang lain akan ikut terbuka dan bisa saja ada sebagian pintu yang masih tertutup dan tak dapat dimasuki. “Hakikat keimanan sama seperti bangunan besar tersebut,” kata Nursi dilansir dari buku Al-Lama'at terbitan Risalah Nur Press halaman 170.
Nursi menuturkan, setiap bukti yang kuat merupakan kunci yang membuka pintu tertentu. Tidak mungkin kita mengingkari dan berpaling dari hakikat keimanan tersebut, hanya karena masih ada pintu yang tertutup di antara ratusan pintu yang terbuka.
Namun, akibat kebodohan dan kelalaian sebagian manusia, setan masih bisa memengaruhi mereka. Setan berkata pada mereka, “Bangunan ini tidak bisa dimasuki,” seraya menunjuk salah satu pintu yang tertutup. Hal itu tidak lain untuk menggugurkan semua bukti nyata.
Selanjutnya, setan menipu mereka dengan berkata, “Istana ini tidak mungkin bisa dimasuki selamanya, bahkan ia bukan istana dan di dalamnya tidak ada apa-apa.”
Nursi menambahkan, jika manusia mengharapkan keselamatan dalam kehidupan beragama, kehidupan pribadi, dan kehidupan sosial, lalu ingin berpikir sehat, kelurusan dalam memandang, dan kejernihan kalbu, manusia itu harus menimbang amal dan lintasan pikirannya dengan timbangan Alquran dan sunnah.
Nursi pun berpesan kepada umat Islam agar sellau menjadikan Alquran sebagai penuntun dan sunnah sebagai pembimbing. Mintalah kepada Allah Yang Mahatinggi dan Kuasa dengan berucap:
ﺃﻋﻮﺫ ﺑﺎﻟﻠّٰﻪ ﻣﻦ ﺍﻟﺸﻴﻄﺎﻥ ﺍﻟﺮﺟﻴﻢ “Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk.”