Sabtu 10 Dec 2022 05:40 WIB

Hidayah adalah Misteri, Dunia Clubbing Pintu Masuk Mualaf Ameena Bersyahadat

Mualaf Ameena Blake mengenal Islam dari pergaualan dunia malam

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Nashih Nashrullah
Mualaf Ameena Blake mengenal Islam dari pergaualan dunia malam
Foto:

Di tempat ibadah ini, terdapat seorang imam yang mengikuti tarekat sufi. Pada suatu hari, Ameena pun ikut dalam pengajian yang digelarnya.

Setelah beberapa pertemuan, ia memberanikan diri untuk meminta izin berdiskusi. Sang imam dengan senang hati menerimanya. Kesempatan ini dimanfaatkannya untuk mengajukan berbagai pertanyaan tentang Islam.

Imam tersebut dapat menjawab pertanyaanpertanyaan dari Ameena. Termasuk di antaranya mengenai pandangan Alquran terhadap sains.

Ulama itu menjelaskan, banyak ayat dalam Kitabullah yang menyuruh manusia untuk menggunakan akal pikirannya. Dengan memanfaatkan potensi akal, setiap insan dapat merenungi kemahakuasaan Allah SWT.

Imam itu mencontohkan beberapa ayat dalam surah al-Mu'minun yang melukiskan penciptaan manusia. Ameena tidak menyangka, proses biologismulai dari pembelahan sel, kemunculan embrio, hingga perkembangan bayi dalam rahim itu dideskripsikan dengan detail dalam Alquran. 

Kitab ini tidak mungkin hasil kreasi manusia. Kitab ini diturunkan lebih dari 1.400 tahun silam kepada seorang yang buta huruf. Ternyata, isinya dengan tepat menjelaskan fase-fase penciptaan manusia.

Pada musim gugur 1992, Ameena pun memantapkan hatinya. Ia mengucapkan dua kalimat syahadat di masjid dengan bimbingan imam setempat.

"Alhamdulillah, itulah langkah pertamaku dalam berislam," kenangnya. Sejak memeluk Islam, ia pun memilih nama baru, yakni Ameena. Itu terinspirasi dari nama ibunda Rasulullah SAW.

Dalam beberapa hari, Norman dan Sylvia Blake belum mengetahui bahwa anak itu telah berpindah agama. Belakangan, kabar tersebut akhir nya menyeruak. Ayah tirinya mengaku kecewa, tetapi tidak sampai menghalang-halangi. Sementara itu, ibu tirinya sempat merasa khawatir.

Seiring waktu, orang tua Ameena melihat kepribadian gadis itu kian membaik. Ia tidak lagi dipandang sebagai remaja yang gemar diamdiam pergi ke klub untuk khamar. Malahan, gadis itu lebih suka menghabiskan waktu dengan memperdalam ilmunya tentang Islam.

 

Perlahan-lahan, sikap keduanya mulai melunak. Mereka tidak lagi mempersoalkan keyakinan yang dipeluk Ameena. Hal itu tentu membuat langkah mualaf tersebut lebih ringan. 

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement