Rabu 23 Apr 2025 14:17 WIB

Ini Bahaya Orang Munafik

Orang munafik akan berbuat apa pun demi kepentingan dan keselamatan diri sendiri.

ILUSTRASI Pengunjung di pameran tunggal Tisna Sanjaya bertajuk Potret Diri Sebagai Kaum Munafik di Galeri Nasional, Jakarta.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
ILUSTRASI Pengunjung di pameran tunggal Tisna Sanjaya bertajuk Potret Diri Sebagai Kaum Munafik di Galeri Nasional, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Alquran tidak hanya memuat hukum, tetapi juga kisah-kisah. Di antara ayat-ayat suci, terdapat firman Allah yang menyebut perihal watak kaum munafik.

Misalnya, surah al-Ahzab ayat ke-19. Allah berfirman:

Baca Juga

اَشِحَّةً عَلَيۡكُمۡ ‌‌ۖۚ فَاِذَا جَآءَ الۡخَوۡفُ رَاَيۡتَهُمۡ يَنۡظُرُوۡنَ اِلَيۡكَ تَدُوۡرُ اَعۡيُنُهُمۡ كَالَّذِىۡ يُغۡشٰى عَلَيۡهِ مِنَ الۡمَوۡتِ‌ ۚ فَاِذَا ذَهَبَ الۡخَـوۡفُ سَلَقُوۡكُمۡ بِاَ لۡسِنَةٍ حِدَادٍ اَشِحَّةً عَلَى الۡخَيۡـرِ‌ ؕ اُولٰٓٮِٕكَ لَمۡ يُؤۡمِنُوۡا فَاَحۡبَطَ اللّٰهُ اَعۡمَالَهُمۡ‌ ؕ وَكَانَ ذٰ لِكَ عَلَى اللّٰهِ يَسِيۡرًا‏

"Mereka kikir terhadapmu. Apabila datang ketakutan (bahaya), kamu lihat mereka itu memandang kepadamu dengan mata yang terbalik-balik seperti orang yang pingsan karena akan mati, dan apabila ketakutan telah hilang, mereka mencaci kamu dengan lidah yang tajam, sedang mereka kikir untuk berbuat kebaikan. Mereka itu tidak beriman, maka Allah menghapus amalnya. Dan yang demikian itu mudah bagi Allah."

Menurut para mufasir, ayat itu mengisahkan sifat golongan kaum munafik saat umat Islam pada zaman Rasulullah SAW berperang menegakkan kebenaran. Mereka selalu menghindar dan beralasan agar tidak perlu membantu Nabi SAW dan umat Islam dalam berjuang melawan agresor.

Namun, setelah umat Islam memenangkan peperangan, kaum munafik berkoar-koar. Mereka merasa paling berjasa dalam perjuangan tersebut.

Dalam penjelasan Tafsir Kementerian Agama, pada ayat ini, Allah SWT menyebutkan sifat-sifat orang-orang yang selalu menghindar dari ikut berjihad bersama Nabi Muhammad SAW.

Pertama, mereka tidak menolong Rasulullah SAW dan kaum Muslimin dalam menghadapi musuh, baik pertolongan berupa harta benda maupun jiwa raga.

Kedua, apabila musuh-musuh telah menyerang dan pasukan Islam telah bertempur dengan gagah berani, mereka menoleh ke kiri dan ke kanan. Sebab, kaum munafi ini ketakutan dan mencari jalan serta kesempatan untuk lari dari medan pertempuran demi menghindari kematian.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

Ketiga, apabila pertempuran telah usai dan mereka merasa telah aman, mereka bersikap sombong. Lisannya membangga-banggakan jasa serta "keberanian" dalam medan pertempuran. Padahal, semua itu adalah omong kosong belaka yang menyakitkan hati.

Seakan-akan merekalah orang-orang yang berperang mati-matian sampai kemenangan tercapai, padahal semua yang mereka katakan itu adalah dusta belaka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement