Rabu 16 Nov 2022 21:45 WIB

Wanita Muslim Inggris Paling Terpengaruh Krisis Ekonomi

Banyak wanita Muslim yang hampir tidak bisa menyediakan makanan untuk keluarga.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Ani Nursalikah
Muslimah Inggris. Wanita Muslim Inggris Paling Terpengaruh Krisis Ekonomi
Foto:

Ia memang diberitahu untuk meminta bantuan dari badan amal, tetapi merasa sangat tertekan. "Jika bukan karena anak-anak saya dan iman saya, segalanya bisa menjadi sangat luar biasa," kata dia.

Wanita Muslim Inggris yang lain, Kiran (45), menghadapi tantangan yang sama. Ia adalah seorang janda cerai dengan satu anak. Dia dulu sepenuhnya bergantung pada suaminya secara ekonomi. Namun, kemudian dia mengalami perceraian yang berantakan sehingga membuat dirinya sulit.

"Saya khawatir bagaimana saya dapat menghidupi anak saya. Saya tahu pemerintah menawarkan manfaat tetapi itu tidak cukup. Saya belum bisa memenuhi tagihan dan merasa tidak enak harus meminta bantuan keluarga," ujarnya.

Dia menyampaikan, wanita sepertinya membutuhkan lebih banyak dukungan. Menurutnya, pemerintah perlu menyadari lebih banyak dana perlu diberikan untuk mendukung orang-orang sepertinya.

Bahkan ia terkadang terjaga sepanjang malam memikirkan bagaimana akan membeli bahan makanan. "Seharusnya tidak seperti ini bagi saya atau wanita mana pun," ujar Kiran.

Temuan terbaru dari The Living Wage Organization mengungkapkan, sekalipun perempuan Inggris memiliki pekerjaan, seperlima dari mereka akan dibayar lebih rendah dari upah layak, sehingga semakin sulit mengimbangi kenaikan inflasi.

Sedangkan temuan dari Money Advice Trust (MAT) mengungkapkan komunitas yang beragam secara etnis kemungkinan besar akan kesulitan membayar tagihan mereka. Sebanyak 25 persen orang terlambat atau tidak mampu membayar tagihan dibandingkan dengan sembilan persen orang kulit putih Inggris. Selain itu, sebanyak 34 persen wanita mengkhawatirkan finansialnya setiap hari, dibandingkan dengan hanya 23 persen pria.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement