REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tentara Israel kembali berulah mengabaikan HAM. Kali ini, seorang perempuan Palestina meninggal ditembak saat sedang berkendara.
Dilansir di Arab News, Senin (14/11/2022), Kementerian Kesehatan Palestina merilis kabar pasukan Israel menembak dan membunuh seorang wanita Palestina berusia 19 tahun dalam serangan di Tepi Barat yang diduduki. Militer Israel mengklaim tentara menembaki sebuah kendaraan yang melaju ke arah mereka setelah mereka memberi isyarat untuk berhenti. Israel berdalih akan meninjau insiden tersebut.
Kementerian Kesehatan Palestina mengidentifikasi wanita itu sebagai Sanaa Al-Tal yang berusia 19 tahun. Insiden itu terjadi di kota Beitunia, di mana militer mengatakan pasukan sedang melakukan penangkapan. Warga Palestina dan kelompok HAM menuduh tentara Israel menggunakan kekuatan berlebihan terhadap warga Palestina tanpa dimintai pertanggungjawaban.
Sementara Israel berdalih bahwa mereka menghadapi skenario yang kompleks dan mengancam jiwa. Dalam insiden terpisah, polisi Israel mengatakan seorang tentara menembak seorang pria Israel yang dia curigai akan melakukan serangan, di kota Raanana, sebelah utara Tel Aviv. Media Israel mengatakan pria itu kemudian dinyatakan meninggal.
Ketegangan Israel-Palestina telah tinggi selama berbulan-bulan, dengan militer Israel melakukan serangan malam di Tepi Barat sejak musim semi, ketika serentetan serangan terhadap Israel menewaskan 19 orang. Lebih dari 130 warga Palestina tewas dalam pertempuran Israel-Palestina di Tepi Barat dan Yerusalem timur tahun ini. Di mana itu menjadikan tahun 2022 sebagai yang paling mematikan sejak 2006.
Tentara Israel mengatakan sebagian besar warga Palestina yang tewas adalah militan. Tetapi para pemuda pelempar batu yang memprotes penyerangan dan lainnya yang tidak terlibat dalam konfrontasi juga telah dibunuh. Serangan militer telah memicu serangkaian serangan penembakan Palestina, menewaskan sedikitnya empat warga Israel dalam beberapa pekan terakhir.
Israel mengatakan serangan itu dimaksudkan untuk membongkar jaringan militan dan menggagalkan serangan di masa depan. Orang-orang Palestina mengatakan serangan itu bertujuan untuk memperkuat pendudukan terbuka Israel selama 55 tahun atas tanah yang mereka inginkan untuk negara yang mereka harapkan.
Israel merebut Tepi Barat dalam perang Timur Tengah 1967, bersama dengan Jalur Gaza dan Yerusalem timur. Orang-orang Palestina mencari ketiga wilayah itu untuk negara merdeka mereka di masa depan.