Kamis 27 Oct 2022 08:10 WIB

Majelis Dai Kebangsaan Siap Kolaborasi, Hadirkan Ceramah Menyejukkan

MDK siap berkolaborasi dengan seluruh stakeholder dalam menghadirkan ceramah

Umat Islam mendengarkan ceramah agama di masjid (ilustrasi). Majelis Dai Kebangsaan (MDK) siap berkolaborasi dengan seluruh stakeholder dalam menghadirkan ceramah yang menyejukkan di tengah masyarakat.
Foto: Republika/Yasin Habibi
Umat Islam mendengarkan ceramah agama di masjid (ilustrasi). Majelis Dai Kebangsaan (MDK) siap berkolaborasi dengan seluruh stakeholder dalam menghadirkan ceramah yang menyejukkan di tengah masyarakat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Majelis Dai Kebangsaan (MDK) siap berkolaborasi dengan seluruh stakeholder dalam menghadirkan ceramah yang menyejukkan di tengah masyarakat. Demikian disampaikan Ketua Umum MDK, Kamaruddin Amin dalam Rapat Kerja MDK Masa Bakti 2022-2025 di Hotel Oasis Amir, Jakarta Pusat, Rabu (26/10/22).

"Mari satukan langkah untuk membuat peta jalan agar MDK berkontribusi secara fundamental dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. MDK berkomitmen menjaga dan merawat kesejukan, kedamaian, dan ketenteraman berbangsa dan bernegara," ungkap Kamaruddin, dalam siaran pers.

Baca Juga

Kamaruddin menegaskan, penceramah yang tergabung dalam MDK akan terus mengarusutamakan konten ceramah sejuk dan meneduhkan. Ia menegaskan, ceramah agama memang seharusnya menyatukan, bukan memecah belah.

"Dakwah kita tidak punya kepentingan kecuali untuk agama dan bangsa. Kepentingan kita, Indonesia tetap damai dan sejuk. Mari sampaikan pesan agama yang teduh, sejuk, dan mengisi ruang spiritual umat," sambungnya.

Dalam kegiatan yang dihadiri Direktur Penerangan Agama Islam Kemenag, Ahmad Zayadi ini, Kamaruddin menegaskan, target besar dakwah berupa lahirnya masyarakat yang produktif dan sejahtera. "Jika damai dan nyaman, umat kita akan produktif, bekerja dengan baik, dan hidup lebih sejahtera," tegasnya.

Kamaruddin juga mengingatkan, para dai yang tergabung dalam MDK agar terus melihat perkembangan zaman. Menurutnya, perkembangan zaman harus diikuti dengan cara dakwah yang lebih inovatif.

"Kita mengetahui apa yang sedang terjadi. Tantangan semakin besar dan kita butuh cara dakwah yang inovatif. Kalau stagnan, kita akan ditinggalkan masyarakat," pungkasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement