REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Banjir dahsyat beberapa waktu lalu menerjang negara bagian Assam di timur laut India. Mirisnya, bencana banjir itu pun dikaitkan dengan muslim dan menyalahkan komunitas muslim atas penyebab bencana banjir.
Beberapa muslim lantas digeruduk polisi dan dibawa ke dalam sel tahanan. Mereka dituduh telah merusak tanggul dan menyebabkan jihad banjir.
Salah satunya, Nazir Hussain Laskar yang ditangkap pada 3 Juli lalu. Padahal pekerjaan Laskar selama bertahun-tahun justru membangun bendungan itu untuk perlindungan dari banjir.
"Saya telah menghabiskan 16 tahun bekerja untuk pemerintah membangun tanggul. Mengapa saya yang merusaknya?" kata Laskar dilansir dari BBC, Kamis (4/8/2022).
Laskar menghabiskan hampir 20 hari di balik jeruji besi, sebelum dibebaskan dengan jaminan. Tidak ada bukti keterlibatannya yang ditemukan, tetapi badai media sosial di sekitarnya telah mengamuk sejak itu.
Dua gelombang banjir melanda Assam pada Mei dan Juni, menewaskan sedikitnya 192 orang. Sementara negara bagian itu banjir setiap musim hujan, tahun ini hujan datang lebih awal dan lebih deras dari biasanya.
Namun, bagi sejumlah pengguna media sosial, sesuatu yang lebih menyeramkan sedang bermain di sini. Mereka mengklaim tanpa bukti, bahwa banjir itu merupakan ulah manusia dan bahwa sekelompok pria Muslim dengan sengaja membanjiri kota Silchar yang berpenduduk mayoritas Hindu dengan merusak pertahanan banjir.
Penangkapan Laskar, bersama dengan tiga pria Muslim lainnya, memicu rentetan posting media sosial yang menuduh mereka melakukan jihad banjir. Postingan ini dibagikan ribuan kali, termasuk oleh influencer terkemuka dengan akun terverifikasi. Klaim itu kemudian diulangi oleh beberapa media lokal bahkan ditayangkan di televisi.