REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Leigh berusia akhir 20-an ketika dia mulai mengambil kelas tembikar. Dia menikah dan memiliki seorang gadis kecil yang baru saja mulai sekolah. Leigh sedang mencari sesuatu untuk mengisi waktu luangnya yang baru.
Mengambil kelas satu bidang ini membuatnya memulai di jalan yang tak pernah ia bayangkan. Pada hari pertama kelas tembikar, Leigh memperhatikan seorang siswa yang seperti dia gambarkan 'berpakaian lucu'.
Setelah kelas, beberapa siswa mendatanginya untuk mengundangnya minum kopi. Leigh ingat kesepian sejak menjadi seorang ibu dan bersemangat bergabung dalam minum kopi dan mendapatkan teman dewasa baru.
"Saya bersama sekelompok wanita yang hanya ingin bergosip. Sasaran pembicaraan mereka adalah wanita muda yang terlihat berbeda dari orang lain karena dia berhijab. Meskipun saya ingin memiliki sekelompok teman dan orang dewasa untuk diajak bicara dan berbagi hidup, saya tidak tertarik untuk kembali ke masa sekolah menengah atas saya, mengolok-olok orang," ujarnya seperti dikutip dariAbout Islam, Senin (1/8/2022).
Setelah itu, Leigh memutuskan berteman dengan wanita di kelas yang 'berpakaian lucu'. Ternyata Leigh dan wanita ini memiliki banyak kesamaan. Ternyata wanita ini adalah seorang mualaf. Beberapa saat kemudian, Leigh mengucapkan syahadatnya. Dia tak tahu saat ini akan jadi awal dari perjalanannya.
"Saya sangat senang dengan kebenaran indah yang saya temukan dalam Islam. Saya cukup naif untuk ingin membaginya dengan semua orang dalam hidup saya, termasuk suami saya. Dia mendukung saya belajar tembikar, memiliki teman baru dan dan berbeda, dan belajar tentang agama yang berbeda, dia sangat marah ketika saya mengatakan kepadanya bahwa saya telah menjadi seorang Muslim," katanya.
Sebagai seorang Muslimah yang baru, Leigh menghadapi banyak pertanyaan dari semua orang dalam hidupnya, tetapi sebagian besar sakit hatinya datang dari suaminya.
"Dia bersikeras membuatku membenci Islam meskipun dia tidak tahu apa-apa tentang itu. Dan ketika saya mencoba untuk memberitahu tentang keyakinan baru saya, itu seperti berbicara dengan tembok. Dia akan menyela saya ketika saya mulai belajar sholat dan itu membuatnya lebih sulit untuk belajar. Dia akan menjadi agresif ketika dia dia memergoki saya sedang sholat. Saya merasa seolah-olah pernikahan saya berantakan," ujarnya.