Kamis 04 Aug 2022 06:25 WIB

Arab Saudi Buka Tradisi Tahun Baru Islam, Tapak Tilas Hijrah Nabi Muhammad SAW

Arab Saudi lakukan tapak tilas terhadap rute hijrah Nabi Muhammad SAW

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi hijrah Nabi Muhammad SAW. Arab Saudi lakukan tapak tilas terhadap rute hijrah Nabi Muhammad SAW
Foto:

Menggunakan bahasa, puisi, dan rekaman adzan, pameran ini menawarkan pengunjung kesempatan untuk dibawa ke Tanah Suci. Banyak hal yang dipamerkan ditampilkan secara publik untuk pertama kalinya. 

“Rute Hijrah tidak bisa diakses dengan mobil. Anda benar-benar harus menjalaninya. Dia melewati lembah-lembah kecil yang berkelok-kelok, dan sangat berbatu. Saya pikir banyak dari Anda ketika memikirkan hijrah di luar negeri, orang-orang di luar Arab Saudi memikirkan bukit pasir. Ini bukan. Itu bergunung-gunung dan merupakan medan yang sangat sulit,” lanjut Trevathan. 

Profesor perencanaan kota dan wilayah di Universitas Imam Abdulrahman Bin Faisal, Dr Abdullah Hussein Alkadi, dianggap sebagai ahli untuk penelitian inovatifnya tentang rute perjalanan yang ditempuh Nabi Muhammad SAW dan para sahabat. Buku-bukunya termasuk yang paling bernilai di bidangnya. 

Berdasarkan hal tersebut, Trevathan bersikeras untuk memasukkan karya-karya pahlawan akademisnya dalam pameran ini. Dia pun sangat senang ketika Alkadi setuju untuk menjadi bagian dari proyek tersebut. 

“Hidup saya ditentukan oleh pencarian untuk mempelajari dan mengalami tidak hanya rute yang tepat yang diambil Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya melintasi padang pasir, tetapi juga kisah, kehidupan dan warisan yang lebih luas dari perjalanan ini,” kata Alkadi. 

Alkadi menyebut dirinya telah mendalami hal ini selama 40 tahun terakhir. Pameran ini merupakan hasil dari serangkaian penelitian, metodologi, dan temuan baru, berdasarkan kerja lapangan yang luas yang akan mendefinisikan kembali perspektif tentang migrasi bersejarah ini. 

Dia juga menyebut relevansi cerita ini sama kuatnya dengan hari ini. Hal ini berfungsi untuk menunjukkan dan mengingatkan semua pihak tentang alasan mengapa orang memilih untuk pindah dari satu tempat ke tempat lain, sekaligus sebagai penegasan untuk mempraktikkan keyakinan yang dipegang. 

Pameran ini diselenggarakan bekerja sama dengan Museum Nasional Arab Saudi di Riyadh, Rumah Seni Islam di Jeddah, Kompleks Raja Abdulaziz untuk Perpustakaan Wakaf di Madinah, serta Turquoise Mountain, sebuah yayasan amal Prince of Wales yang mendukung seni dan warisan di Timur Tengah. 

Adapun kontributor pameran termasuk seniman Saudi yang terkenal secara internasional, fotografer terkenal, cendekiawan dan akademisi. Salah satunya adalah Presiden Zaytuna College di Berkeley, yang merupakan perguruan tinggi seni liberal Muslim terakreditasi pertama di AS, serta Turquoise Mountain Institute of Afghan Arts and Architecture di Kabul.

“Sebagai salah satu studi paling rinci tentang sejarah dan topografi Hijrah, pameran ini mencontohkan misi Ithra yang lebih luas untuk menceritakan kisah-kisah yang menentukan dunia, melalui seni, warisan, budaya dan penelitian,” kata Direktur Ithra, Abdullah Al-Rashid. 

Pameran ini disebut mewakili kemajuan signifikan dalam penelitian akademis seputar sejarah Islam. Fokus yang diambil adalah kisah manusia seputar perjalanan dan nilai-nilai kemanusiaan bersama, juga mempromosikan pemahaman, empati dan toleransi yang lebih besar. 

Pameran akan berlangsung di Ithra selama sembilan bulan. Kemudian, pameran ini akan pindah ke bagian lain dari Kerajaan, termasuk ke luar negeri.

 

 

Sumber: arabnews  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement