Kamis 21 Jul 2022 17:21 WIB

Kemenag Siapkan Beasiswa Magister untuk Mata Pelajaran Alquran Hingga Ilmu Kalam

Beasiswa Magister dari Kemenag untuk guru madrasah guna meningkatkan mutu siswa didik

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Nashih Nashrullah
Beasiswa Kemenag. (ilustrasi). Beasiswa Magister dari Kemenag untuk guru madrasah guna meningkatkan mutu siswa didik
Foto: PxHere
Beasiswa Kemenag. (ilustrasi). Beasiswa Magister dari Kemenag untuk guru madrasah guna meningkatkan mutu siswa didik

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kementerian Agama (Kemenag) mengalokasikan bantuan studi lanjut strata dua (S-2) bagi guru madrasah rumpun mata pelajaran (mapel) agama Islam. Program ini bertujuan mempersiapkan guru master di bidangnya, sekaligus dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran pada madrasah.  

Informasi terkait program tersebut disampaikan Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah, Muhammad Zain, di forum finalisasi Penyusunan Petunjuk Teknis Beasiswa Guru Master di Makassar. 

Baca Juga

"Untuk beasiswa tahap pertama ini, kami merencanakan bagi tiga jenis guru pengampu mata pelajaran, yakni akidah akhlak, Alquran, hadits, dan ilmu kalam,” ujar Muhammad Zain dalam keterangan yang didapat Republika.co.id, Kamis (21/7/2022). 

Pemilihan tiga bidang mapel rumpun agama Islam tersebut dikarenakan menjadi "core business" dan mandat keilmuan yang diemban di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI), baik Universitas Islam Negeri (UIN), Institut Agama Islam Negeri (IAIN) dan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN). 

Tiga bidang mapel rumpun agama Islam tersebut juga disebut sangat strategis, karena dapat menguatkan nalar kritis para guru madrasah. Tradisi berpikir kritis adalah salah satu dari 6C, aspek yang selalu ditekankan untuk ditanamkan kepada peserta didik.  

"Jika guru memiliki tradisi kritis, dipastikan akan diturunkan kepada siswanya. Jika siswa memiliki nalar kritis, dipastikan memiliki cara pandang dan sikap moderat," lanjutnya. 

Tentunya, Zain menyebut hal ini akan menjadi pendukung salah satu program prioritas menteri, yakni penguatan moderasi beragama. 

Kasubdit Bina GTK MA/MAK yang juga Sekretaris Pokja Moderasi Beragama Ditjen Pendis, Anis Masykhur, menambahkan lemahnya pengetahuan guru di bidang ilmu-ilmu inti memberikan sumbangsih dalam menumbuhkan karakter intoleran. 

Untuk itu, studi dengan fokus pendalaman keilmuan ini diharapkan memberikan pengaruh signifikan pada pembentukan perilaku dan pola pikir moderat, sebagaimana tercantum dalam program prioritas Kementerian Agama. 

Pertimbangan pemilihan mapel tersebut diarahkan untuk mengatasi sebagian permasalahan guru. Anis menjelaskan, hasil asesmen nasional pendidik yang dilakukan pada 2020 dan 2021 menunjukkan kompetensi profesional guru lebih rendah daripada kompetensi pedagogiknya.  

"Program guru master madrasah ini menemukan momentumnya, dan mereka diharapkan menjadi guru yang memiliki pengetahuan layaknya master," ucap dia. 

Kepala Subdit Bina RA yang juga pelaksana program beasiswa ini, Irhas Shobirin, menginformasikan pendaftaran pengajuan beasiswa ini akan dibuka mulai Senin, 25 Juli 2022. "Para guru yang minat studi lanjut diminta untuk mempersiapkan dokumen-dokumen pendukungnya," ujarnya.  

Dalam petunjuk teknis dicantumkan beberapa ketentuan dan dokumen yang dipersiapkan, seperti ijazah terakhir dan transkripnya, sertifikat pendidik, kepangkatan, SK pertama menjadi guru, pernyataan ijin pimpinan, dan lain sebagainya.

Dia pun menyebut Direktorat GTK Madrasah berharap guru yang akan mendaftar adalah mereka yang berkomitmen tinggi untuk memperbaiki pendidikan madrasah.  

Adapun guru yang melanjutkan studi melalui program ini akan mendapatkan sejumlah hak sebagai mahasiswa. Di antaranya biaya hidup, tunjangan referensi, biaya penelitian, transportasi, dan biaya pendidikan selama dua tahun (4 semester). "Masa studi ini dapat diperpanjang setelah dilakukan evaluasi secara komprehensif dan memang dibutuhkan," lanjutnya.  

Namun demikian, para guru master tersebut diharapkan dapat menyelesaikan studi sesuai masa program yang ditentukan. Mereka juga diharapkan memanfaatkan momentum ini, karena kesempatan seperti ini tidak akan pernah datang dua kali. 

“Untuk program ini, Kementerian Agama menunjuk UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,” kata dia.   

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement