REPUBLIKA.CO.ID, ONTARIO -- Upacara pertama sebagai peringatan serangan yang menewaskan empat anggota keluarga Muslim digelar pada Senin (6/6/2022). Peristiwa nahas itu terjadi di Kota London, Ontario, Kanada setelah beragam serangan kepada Muslim lain sebelumnya juga terjadi.
Pada 6 Juni 2021, seorang pria yang mengendarai kendaraan dengan sengaja menabrak keluarga Afzaal, menewaskan orang tua, anak perempuan, dan neneknya. Seorang anak laki-laki berusia sembilan tahun selamat dan menjadi yatim piatu.
Pejabat penegak hukum mengatakan, kejahatan itu anti-Muslim dan berorientasi pada kebencian. Dilansir dari Anadolu Agency, Senin (6/6/2022), hingga kini banyak petugas berjaga-jaga di lokasi di mana kendaraan menabrak keluarga saat tersebut. Dilaporkan juga ada lebih banyak acara berkabung dijadwalkan di London sepanjang pekan ini.
Perdana Menteri Justin Trudeau bersama dengan yang lain, berbicara pada satu upacara di London, sebuah kota berpenduduk sekitar 405 ribu jiwa di Barat daya Toronto. “Pada hari yang kita berduka, kita juga bersatu dalam komitmen dan tekad untuk memastikan besok dan tahun depan, dan semua hari di masa depan, juga lebih baik,” kata Trudeau kepada ratusan orang yang hadir.
“Nyawa tiga generasi keluarga Afzaal diambil oleh tindakan kekerasan teroris yang brutal, pengecut dan kurang ajar," tambahnya.
Politisi, organisasi Muslim, dan kelompok antikebencian menyerukan tindakan setelah serangan itu dan KTT Nasional tentang Islamofobia diadakan musim panas lalu. Tetapi meskipun ada upaya yang sudah dilakukan, belum ada perubahan signifikan.
“Terlepas dari semua janji yang kami dengar tahun lalu, satu tahun kemudian, rasanya masih ada keengganan oleh para pemimpin terpilih kami untuk mengambil tindakan nyata melawan Islamofobia,” kata Esa Islam kepada orang banyak di acara di mana Trudeau menjadi pembicara. Dia adalah sepupu Afzaal.
Di tingkat provinsi, Partai Demokrat Baru mengusulkan Undang-Undang Keluarga London Kami yang menyerukan peninjauan kembali semua insiden kebencian, tetapi itu dikalahkan. Keputusan itu membuat 11 kelompok Muslim bersama untuk meminta semua pemimpin partai provinsi menghidupkan kembali dan mengesahkan undang-undang tersebut, tetapi masih dalam ketidakpastian.
Direktur Eksekutif Justice for All Canada Taha Ghayyur mengatakan, Islamofobia merajalela di Kanada. "Serangan terhadap keluarga Muslim London adalah hasil dari Islamofobia sistemik selama bertahun-tahun dan kebencian online yang menyebar dan berkembang di Kanada," katanya Senin dalam komentar email kepada Anadolu Agency.
“Pada peringatan pertama teror yang merenggut nyawa tiga generasi keluarga Muslim ini, kita perlu mengingatkan politisi kita untuk mengkriminalisasi Islamofobia dan melindungi Muslim Kanada yang rentan dan institusi mereka," tambahnya.
https://www.aa.com.tr/en/americas/solemn-ceremonies-honor-muslim-family-killed-in-canada-/2607097