Bantuan AS untuk Israel
Pada 13 Mei, polisi Israel menyerang prosesi pemakaman Abu Akleh di Yerusalem dan memukuli pengusung peti mati yang membawa peti matinya dengan tongkat. Penyerangan itu memicu kemarahan lebih lanjut dan menyerukan pertanggungjawaban.
Pendukung hak-hak Palestina telah mendesak Washington mengkondisikan atau membatasi bantuan AS ke Israel atas pembunuhan Abu Akleh dan pelanggaran hak-hak Israel lainnya, sebuah gagasan yang ditolak mentah-mentah oleh pemerintahan Biden.
Wartawan Aljazirah tersebut adalah warga negara Amerika kedua yang dibunuh oleh pasukan Israel tahun ini. Pada Januari, Omar Assad yang berusia 78 tahun menderita serangan jantung akibat stres setelah dia ditahan, diikat, ditutup matanya, dan disumpal secara sewenang-wenang oleh pasukan Israel.
Israel menerima 3,8 miliar dolar AS dalam bantuan militer AS setiap tahun. Tahun ini Washington menambahkan satu miliar dolar lagi dalam bantuan untuk mengisi ulang sistem pertahanan rudal Iron Dome Israel setelah konflik Gaza Mei 2021.
Human Rights Watch, Amnesty International dan B'Tselem Israel, di antara kelompok-kelompok hak asasi lainnya, menuduh Israel melakukan apartheid terhadap warga Palestina. “Ada banyak orang yang menyerukan (untuk) pengawasan yang lebih dalam terkait dengan dukungan untuk Israel. Israel telah menjadi mitra strategis Amerika Serikat. Saya pikir ketika kami mengirim uang, kami harus memastikan orang-orang dimintai pertanggungjawaban,” kata Carson.
Dia menekankan AS memiliki peran dalam memastikan akuntabilitas atas pembunuhan Abu Akleh. “Dia layak mendapatkan keadilan. Setiap orang Amerika yang terbunuh di luar negeri berhak atas perlindungan kami. Setiap manusia yang terbunuh, orang Amerika atau bukan, layak mendapatkan keadilan, termasuk warga Palestina,” katanya.