Sabtu 07 May 2022 03:52 WIB

Hukum Swedia Dinilai Izinkan Penculikan Anak-Anak Muslim

Swedia membantah tuduhan penculikan,

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agung Sasongko
Muslim Swedia melaksanakan shalat berjamaah usai berbuka puasa bersama.
Foto:

Tanpa atau bahkan sebelum mereka mendapatkan dukungan dari Pengadilan Tata Usaha Swedia, lembaga sosial berhak mengirim staf mereka, dibantu oleh polisi, dan membawa anak-anak dari rumah mereka atau langsung dari sekolah tanpa sepengetahuan orang tua mereka. Anak-anak dibawa jauh dari rumah langsung ke rumah investigasi rahasia, panti asuhan, atau Home for Care and Custody (HVB).

Impunitas yang dinikmati oleh layanan sosial Swedia telah menyebabkan pelanggaran LVU yang tak terhitung jumlahnya, yang memberikan dasar hukum untuk pemindahan anak secara paksa.

Lena Hellblom Sjogren, seorang psikolog forensik Swedia yang telah menyelidiki dugaan pelecehan seksual dan penderitaan anak-anak, meyakini, persoalan perawatan sosial di negara tersebut tidak memiliki alat yang dapat diandalkan untuk pekerjaan yang mereka lakukan.

"Kewajiban mereka sesuai dengan Hukum dasar Swedia yang tidak memihak dan berorientasi pada fakta dilanggar dalam setiap kasus," ujarnya.

Salah satu keluarga Muslim yang mengalaminya adalah Halima Marrie, yang datang ke Swedia dari negara Afrika di Gambia bersama suaminya Almamo Jarju dan anak-anaknya. Namun, setelah beberapa bulan, putrinya yang berusia 6 tahun dibawa oleh layanan sosial.

Marrie mengklaim bahwa sejak awal, sekolah memanipulasi putrinya dengan mengatakan kepadanya bahwa mereka akan menemukan rumah yang lebih baik untuknya. Gadis muda itu dipindahkan ke lima rumah yang berbeda dari ketika dia berusia 6 hingga 7 tahun. "Ini karena pelecehan seksual oleh keluarga asuh," kata ayah gadis itu, Almamo.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement