Pagar Nusa merupakan organisasi pencak silat yang berada di bawah naungan Nahdlatul Ulama (NU). Perkumpulan pencak silat ini didirikan oleh para pendekar dan ulama NU pada 3 Januari 1986 di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur.
Majelis Pendekar Pimpinan Pusat Pagar Nusa, Zainal Suwari menjelaskan, saat ini Pagar Nusa tidak hanya mampu berkiprah di dalam negeri, tapi juga di luar negeri. Menurut dia, Pagar Nusa telah berhasil mendirikan Pimpinan Cabang Istimewa (PCI) di Mesir, Hongkong, Malaysia, Taiwan, Jepang, dan Korea Selatan.
“Berdasarkan data yang masuk, anggota Pagar Nusa kurang lebih ada 70 ribu. Tapi, secara keseluruhan ada sekitar 200 ribuan. Pendataannya masih proses,” jelas Suwairi saat berbincang dengan Republika.co.id.
Sebagai perguruan pencak silat yang baru berusia 36 tahun, Suwari bersyukur para pesilat Pagar Nusa telah banyak yang mewarnai kejuaraan tingkat nasional. Menurut dia, Pagar Nusa akan terus mengadakan kejuaraan di tingkat daerah untuk mencari bibit-bibit atlet pencak silat.
Selain itu, menurut dia, Pagar Nusa juga akan membantu untuk meneruskan perjuangan dakwah NU lewat pencak silat. Program dakwah ini sudah mulai dilakukan di daerah-daerah terpencil, termasuk di daerah Indonesia Timur seperti Papua.
“Jadi, kita tidak hanya cukup mengajar silat, tapi juga untuk mengajar tentang agama, terutama masalah akhlakul karimah,” ujar Suwari.
Bahkan, Pagar Nusa ke depan memiliki program pembelajaran seperti pondok pesantren. Dari setiap tingkatan pencak, menurut Suwari, setiap santri Pagar Nusa nantinya akan diwajibkan untuk menghafalkan Alquran minimal satu juz.
“Setiap tingkatan para santri ini harus bisa menghafalkan paling tidak menghafalkan Alquran satu juz. Pada saat tingkatan sabuk hitam atau pelatih, mereka juga harus hafal kitab alfiyah. Ini sedang digodok,” jelas Suwari.