Jumat 18 Mar 2022 00:27 WIB

Muslim India Khawatir Kebijakan Larangan Jilbab Diikuti Negara lain

Pengadilan Tinggi Karnataka India menolak petisi yang diajukan Muslim India.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agung Sasongko
Sejumlah umat muslim melakukan aksi solidaritas untuk muslim India di depan Kedutaan Besar India, Jakarta, Jumat (25/2/2022). Aksi sebagai bentuk solidaritas tersebut menentang diskriminasi dan larangan penggunaan jilbab bagi umat Islam di India.Prayogi/Republika.
Foto:

Sheik sejak itu dilecehkan oleh sayap kanan yang juga mengajukan First Hand Information Report (FIR) terhadapnya. Dia bahkan telah menerima ancaman pembunuhan melalui pesan. "Saya sebelumnya telah mengajukan pengaduan terhadap siswa laki-laki itu, tetapi kemudian seorang siswa perempuan Hindu menuduh saya mengancamnya. Dia bahkan tidak hadir di tempat," katanya.

Sheik mengatakan sejak itu dia telah menghadapi segala macam intimidasi. "Ini mempengaruhi pendidikan saya. Saya besok ada ujian dan saya tidak yakin apakah saya akan diberi izin untuk menghadiri kelas," katanya.

Putusan itu telah mengecewakan banyak wanita Muslim di India yang berpikir larangan jilbab mungkin akan diikuti oleh negara bagian lain juga. Banyak organisasi Muslim telah menyerukan pemogokan pada 17 Maret atas keputusan Pengadilan Tinggi.

"Akan ada pengucilan massal perempuan Muslim dari pendidikan atau bahkan ruang publik," kata Afreen Fatima, seorang mahasiswi dan aktivis Muslim. Diketahui, Muslim menyumbang sekitar 13 persen dari 1,35 miliar penduduk India yang mayoritas Hindu.

Fatima mengatakan, putusan itu akan dikutip di mana-mana bahwa jilbab bukan kewajiban bagi wanita Muslim. Padahal menurutnya itu pandangan keliru tentang agama Islam. Dia tidak dapat menerima pengadilan menafsirkan agama bagi umat Islam. "Ini juga sesuai dengan tuntutan BJP dan jenis agenda yang mereka miliki," tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement